Presiden Perancis: Eropa Harus Pulihkan Hubungan dengan Rusia

Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam konferensi pers di KTT G7 di Biarritz, Perancis, 26 Agustus 2019.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan benua Eropa tidak akan pernah stabil dan aman jika hubungan dengan Rusia tidak dipulihkan. Berbicara pada para diplomat asing setelah berakhirnya KTT G7 di Biarritz, Macron mengakui bahwa ada beberapa sekutu yang menolak pembicaraan apapun dengan Rusia karena agresi di Ukraina.

Dalam KTT G7 itu Presiden Amerika Donald Trump mendorong diterimanya kembali Rusia dalam kelompok elit yang telah mengeluarkannya pasca aneksasi Semenanjung Krimea, di Ukraina, tahun 2014.

Campur tangan berkelanjutan Rusia di bagian timur Ukraina telah memicu ketegangan dengan Barat. Tetapi sejak menjabat tahun 2017 lalu, Presiden Trump telah mendorong pemulihan hubungan Amerika dengan Rusia, dan ia tampaknya mendapat dukungan dari sebagian pemimpin Eropa.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, “Saya kira kita harus membangun model keamanan dan kepercayaan baru di Eropa. Karena benua Eropa tidak akan pernah stabil dan aman jika kita tidak memperjelas dan memulihkan hubungan dengan Rusia. Ini bukan demi kepentingan sekutu. Sebagian sekutu akan terus mendorong untuk memberlakukan lebih banyak sanksi. Hal ini untuk kepentingan mereka, bukan kita.”

BACA JUGA: Trump Ingin Rusia Kembali ke Kelompok G7

Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, yang juga politisi dari Polandia, mengecam Trump hari Sabtu (24/8) karena menyarankan untuk mengundang Rusia dalam pertemuan KTT G7.

“Saat ini saya akan berupaya meyakinkan lawan bicara saya bahwa akan lebih baik mengundang Ukraina sebagai tamu di pertemuan G7 berikutnya, untuk mendengar pandangan presiden baru Volodymy Zelenskiy. Saya berbicara dengannya tentang hal itu dua hari lalu dan saya tahu ia akan sangat tertarik,” kata Tusk.

Inggris juga menentang masuknya kembali Rusia. Hubungan Inggris dan Rusia memburuk pasca insiden keracunan seorang mantan mata-mata Rusia di Inggris tahun 2018, di mana Inggris menyalahkan Rusia atas insiden itu.

Macron mengatakan mengingat tindakannya di Inggris dan Ukraina, Rusia tidak dapat diterima kembali ke dalam kelompok itu sebagai anggota penuh, tetapi mendorongnya menjauhi Eropa merupakan kesalahan strategis. [em/jm]