Presiden Perancis Hollande Kunjungi Haiti

Presiden Perancis Francois Hollande dan Presiden Haiti Michel Martelly meletakkan karangan bunga di patung Toussaint Louverture, di Port-au-Prince, Haiti (12/5).

Sebuah kerumunan kecil yang berkumpul di luar Plaza Champ de Mars, memprotes kunjungan Presiden Hollande, menuntut agar Perancis mengembalikan uang yang dipaksakan kepada Haiti untuk membayarnya.

Presiden Perancis Francois Hollande mengunjungi Haiti, hari Selasa (12/5), dan berjanji akan membantu negara Karibia yang miskin itu pulih dari gempa bumi tahun 2010, yang banyak menghancurkan pulau itu.

Kunjungan tersebut merupakan lawatan resmi pertama Presiden Perancis ke Haiti, bekas jajahan Perancis sampai tahun 1804, sewaktu pulau itu kemudian menjadi republik penduduk kulit hitam pertama yang merdeka, setelah berlangsung pemberontakan budak.

Tetapi Haiti kini menjadi negara termiskin di belahan Bumi Barat, sebagian karena perjanjian tahun 1825, yang memaksa Haiti membayar kepada Perancis, kompensasi tanah dan budak yang hilang dalam aksi pemberontakan, jumlah yang sekarang diperkirakan sebanyak $19 milyar.

Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan protes atas kunjungan Presiden Perancis di Haiti (12/5).

Sebuah kerumunan kecil yang berkumpul di luar Plaza Champ de Mars, memprotes kunjungan Hollande itu, menuntut agar Perancis mengembalikan uang yang dipaksakan kepada Haiti untuk membayarnya.

"Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi dapatmerancang masa depan," kata Mr Hollande dalam pidato di Plaza Champ de Mars, Port-au-Prince, di mana ia dan Presiden Haiti, Michel Martelly, meletakkan karangan bunga di patung pemimpin revolusi Haiti, Toussaint Louverture.

Francois Hollande berjanji, Paris akan mengeluarkan dana sekitar $ 145 juta untuk memperbaiki sistem pendidikan di Haiti.