Presiden Perancis Emmanuel Macron tiba di Berlin, Kamis (19/4) untuk melakukan pembicaraan dengan Angela Merkel, dengan tujuan meraih dukungan dari Kanselir Jerman itu bagi rencana reformasinya yang ambisius untuk Uni Eropa.
Pertemuan itu juga merupakan peluang terakhir bagi Merkel dan Macron untuk membahas sikap Eropa mengenai krisis di Suriah dan nasib perjanjian nuklir dengan Iran sebelum kedua pemimpin itu terbang ke Washington pekan depan, untuk melakukan pembicaraan terpisah dengan Presiden Amerika Donald Trump.
Perancis dan Jerman adalah bagian dari kelompok enam negara yang merundingkan perjanjian tahun 2015 untuk menghentikan Iran membuat senjata nuklir, dan kedua negara sangat ingin mencegah perjanjian itu gagal sewaktu tenggat 12 Mei yang ditetapkan Trump bagi perubahan besar terhadap perjanjian itu berakhir.
Mengenai Suriah, keputusan Berlin untuk tidak bergabung dengan Amerika, Inggris dan Perancis dalam menyerang lokasi-lokasi fasilitas senjata kimia di sana pekan lalu menyoroti keengganan Jerman apabila berkenaan dengan aksi militer di luar negaranya.
Berlin telah menekankan perlunya solusi diplomatik bagi konflik yang telah membuat lebih dari 700 ribu warga Suriah mengungsi di Jerman dengan dampak politik yang cukup besar bagi Merkel. Kanselir Jerman itu bersikukuh bahwa memberi tempat berlindung bagi para pengungsi itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
Meskipun kedua pemimpin sepakat mengenai perlunya meningkatkan perlindungan batas-batas eksternal Uni Eropa dan sependapat mengenai kebijakan suaka bersama, belum jelas seberapa banyak dukungan yang dapat diharapkan Macron dari Jerman atas rencananya untuk merombak struktur finansial Uni Eropa. [uh]