Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa memulai rangkaian pertemuan dengan partai-partai yang telah memilih anggota parlemen pada hari Selasa (12/3), di tengah kesimpangsiuran hasil pemilihan umum di negara itu.
Hasil penghitungan suara pada hari Minggu (10/3) mengindikasikan ketidakpastian politik selama beberapa minggu ke depan dan dapat memberi dorongan baru pada pergeseran Eropa yang semakin condong ke arah radikal kanan.
Meningkatnya dukungan terhadap sebuah partai populis dalam pemilu kali ini telah menempatkan kelompok sayap kanan di jantung politik Portugal.
Persaingan ketat antara dua partai moderat terkemuka masih belum terselesaikan karena menunggu hasil penghitungan suara dari pemilih di luar negeri.
Hasil resmi pemilu sendiri baru akan dirilis pada dua minggu mendatang.
BACA JUGA: Pemerintahan Sayap Kanan Italia Hadapi Kekalahan di SardiniaSementara itu, pertemuan presiden dimulai pada hari Selasa di Lisbon dengan partai lebih kecil, PAN – Manusia, Hewan dan Alam (People, Animals and Nature).
“Sungguh menyedihkan bahwa pada tahun ketika kita merayakan 50 tahun (Revolusi Bunga Anyelir) pada tanggal 25 April, kita terbangun pada tanggal 11 Maret dengan tumbuhnya kelompok sayap kanan di negara kita. Saya tidak percaya rakyat kita mendukung nilai-nilai ini,” kata ketua partai PAN, Ines de Sousa Real, pada Selasa.
Pekan depan, giliran partai-partai besar yang akan bertemu presiden: dari partai radikal kanan Chega, hingga partai Persekutuan Demokratis, yang sejauh ini tampaknya akan memenangkan pemilu dengan selisih tipis dari perolehan Partai Sosialis.
Kemunculan Chega, yang berarti ‘cukup’ dan baru berusia lima tahun, sungguh menakjubkan. Partai itu berkembang dari yang sebelumnya, pada pemilu 2022, memperoleh 12 kursi dari 230 kursi di parlemen, menjadi mendapatkan 48 kursi pada pemilu kali ini.
Sementara itu, partai tengah-kanan Persekutuan Demokratis – yang dipimpin oleh Partai Sosial Demokrat – memenangkan 79 kursi, sedangkan Partai Sosialis yang berhaluan tengah-kiri dan memerintah selama delapan tahun terakhir memperoleh 77 kursi.
Kedua partai itu silih berganti berkuasa selama puluhan tahun, sementara partai-partai kecil mengambil sisanya.
BACA JUGA: Kelompok Konservatif UE Dukung Upaya Von Der Leyen untuk Masa Jabatan ke-2Empat kursi parlemen masih diperebutkan. Hasilnya bergantung pada hasil penghitungan suara pemilih luar negeri. Biasanya, Partai Sosial Demokrat dan Sosialis akan masing-masing memperoleh dua kursi.
Namun kini situasinya berbeda. Beberapa diaspora Portugal di luar negeri merupakan pendukung mantan Presiden AS Donald Trump dan mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro, dan mereka menganggap Chega meniru kedua sosok tersebut.
Setelah hasil resmi diumumkan, de Sousa akan berkonsultasi dengan partai-partai yang ada untuk membahas siapa yang paling tepat membentuk pemerintahan.
Pemimpin Partai Sosial Demokrat Luis Montenegro mengatakan, dirinya tidak akan menerima koalisi pemerintahan dengan Chega, yang usulan kebijakannya dianggap tidak menyenangkan oleh banyak orang Portugal. [rd/jm]