Presiden Iran Hassan Rouhani, Kamis (15/4) mengatakan negaranya mampu melakukan pengayaan uranium hingga 90 persen “jika menginginkannya”, tetapi ini tidak masuk agenda Iran, kata stasiun TV pemerintah.
Rouhani menanggapi kekhawatiran negara-negara Eropa terkait pernyataan Teheran bahwa Iran telah memulai pengayaan uranium 60 persen tidak lama setelah serangan terhadap fasilitasnya di Natanz.
Perundingan di Wina antara Iran dan para penandatangan kesepakatan nuklir 2015 dijadwalkan dimulai kembali hari Kamis (15/4).
Pembicaraan ini dimaksudkan untuk menemukan jalan bagi AS untuk mengikuti kembali perjanjian Teheran dengan negara-negara kuat dunia dan membuat Iran kembali mematuhi batasan-batasan yang ditetapkan untuknya.
Perjanjian, di mana AS ditarik keluar secara sepihak oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada tahun 2018, mencegah Iran untuk menimbun cukup banyak uranium diperkaya yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi. [uh/ab]