Presiden Somalia Lolos dari Serangan Al-Qaida, 17 Tewas

Petugas keamanan Somalia mengamankan lokasi bom bunuh diri di dekat gerbang Istana Presiden Somalia di Mogadishu (21/2).

Militan terkait al-Qaida menyerang istana presiden Somalia, Jumat (21/2). Presiden tidak cedera, tetapi sedikitnya 17 orang lainnya tewas.
Al-Shabab segera mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap istana, yang dikenal sebagai Villa Somalia.

Para saksi mata mengatakan serangan dimulai dengan sebuah ledakan bom mobil, disusul oleh sekitar 15 hingga 20 orang bersenjata menyerbu kompleks istana. Pasukan pemerintah Somalia dan Uni Afrika berjuang mengatasi para penyerang.

Seorang pejabat keamanan Somalia mengatakan kepada VOA bahwa diantara yang tewas adalah tujuh tentara, sedikitnya delapan penyerang dan dua korban lainnya. Salah seorang yang tewas, Mohamud Indha-Asse, adalah kepala staf kantor perdana menteri.

Nick Kay, adalah utusan khusus Sekjen PBB untuk Somalia. Ia mengatakan mendapat kabar dari Presiden Hassan Sheikh Mohamud tidak lama setelah serangan.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Mohamud menyatakan bela sungkawa kepada keluarga para korban yang tewas, dan bertekad bahwa pasukan pemerintah Somalia dan Uni Afrika akan “menyingkirkan” kelompok itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan itu dan menyerukan kepada Somalia agar tetap tabah dalam memerangi ekstremisme.

Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan serangan itu menunjukkan sekali lagi bahwa al-Shabab hanya ingin membunuh dan menghancurkan.

Al-Shabab kehilangan kekuasaan atas Mogadishu pada tahun 2011 tetapi
melancarkan serangan berkala di kota itu.

Pemerintahan Mohamud yang didukung PBB berusaha memulihkan stabilitas di Somalia, yang selama dua dekade lebih telah menghadapi perang dan kondisi tak berhukum.