Presiden Sudan Omar al-Bashir menyatakan rencananya untuk melepaskan jabatan tahun 2015 setelah lebih dari 20 tahun berkuasa.
Dalam wawancara dengan suratkabar Qatar Al Sharq yang dipublikasikan Rabu (20/3), Bashir menegaskan kembali keputusan sebelumnya untuk tidak mencalonkan diri dalam pemilu mendatang.
Ditanya apa yang akan terjadi jika partainya bersikeras mencalonkan dirinya, ia menjawab “tidak” karena 20 tahun sudah lebih dari cukup, dan bahwa rakyat Sudan perlu mencari orang baru.
Ia mengatakan Partai Kongres Nasional yang berkuasa akan memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin baru dalam konperensi tahun depan.
Bashir yang berusia 69 tahun telah memimpin Sudan sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1989.
Dalam wawancara itu, ia tidak menyebut Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) yang telah menuduhnya melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap warga sipil di kawasan Darfur, Sudan.
Bashir tidak mengindahkan surat penangkapan ICC dengan melakukan perjalanan ke negara-negara bersahabat di Afrika dan Timur Tengah.
Ditanya apa yang akan terjadi jika partainya bersikeras mencalonkan dirinya, ia menjawab “tidak” karena 20 tahun sudah lebih dari cukup, dan bahwa rakyat Sudan perlu mencari orang baru.
Ia mengatakan Partai Kongres Nasional yang berkuasa akan memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin baru dalam konperensi tahun depan.
Bashir yang berusia 69 tahun telah memimpin Sudan sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1989.
Dalam wawancara itu, ia tidak menyebut Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) yang telah menuduhnya melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap warga sipil di kawasan Darfur, Sudan.
Bashir tidak mengindahkan surat penangkapan ICC dengan melakukan perjalanan ke negara-negara bersahabat di Afrika dan Timur Tengah.