Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan pidato yang direkam pada sebuah pertemuan hari Rabu (16/11) di Institut milik mantan Presiden AS George W. Bush di Dallas, Texas, yang berfokus pada upaya untuk memajukan kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia.
Taiwan, pulau dengan demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri, setelah berpisah dari China di tengah perang saudara pada tahun 1949. Taipei menerima dukungan militer dan politik yang kuat dari AS, meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Dalam pidato tersebut, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan, “Potensi berbahaya rezim otoriter untuk merusak institusi demokrasi dan menodai hak asasi manusia dan ruang sipil tidak dapat diabaikan.”
Ia kemudian menambahkan, “Invasi Rusia ke Ukraina yang tanpa alasan merupakan contoh utamanya.”
BACA JUGA: Biden dan Xi Tak Sepaham Soal Taiwan, Tapi Siap “Atasi” PerbedaanIa melanjutkan, “Pulau indah yang kami sebut rumah telah dihadapkan pada ancaman yang semakin agresif dari tetangga kami yang otoriter, Republik Rakyat China.”
“Taiwan merasa terhormat dapat memainkan peran dalam membantu Ukraina dalam perjuangannya mempertahankan kedaulatan dan kebebasannya,” pungkasnya. [rd/lt]