Presiden terpilih Masoud Pezeshkian, pada Senin (8/7), menegaskan kembali bahwa Iran akan tetap bersikap anti-Israel di bawah kepemimpinannya. Dia menekankan bahwa gerakan perlawanan di seluruh wilayah tidak akan mengizinkan kebijakan "kriminal Israel" terhadap Palestina untuk terus berlanjut.
“Republik Islam selalu mendukung perlawanan masyarakat di kawasan terhadap rezim Zionis tidak sah,” kata Pezeshkian dalam pesannya kepada Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Komentar tersebut mengisyaratkan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan regional di bawah pemerintahan Pezeshkian yang relatif moderat. Ia berhasil mengalahkan saingan garis kerasnya dalam pemilu putaran kedua pada pekan lalu.
BACA JUGA: Presiden Terpilih Pezeshkian: Harapan Baru Moderasi Iran“Saya yakin bahwa gerakan perlawanan di wilayah [Timur Tengah]tidak akan membiarkan rezim ini melanjutkan kebijakan penghasutan dan kriminalnya terhadap rakyat tertindas di Palestina dan negara-negara lain di wilayah ini,” kata Pezeshkian yang dikutip oleh media Iran.
Hizbullah Muslim Syiah dan Hamas Muslim Sunni Palestina adalah bagian dari kelompok faksi yang didukung Iran di wilayah yang dikenal sebagai Poros Perlawanan.
Israel tidak segera memberi tanggapan terhadap pernyataan Pezeshkian.
Perang Israel melawan Hamas di Gaza dimulai setelah kelompok militan Islam yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut menyerang Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan tersebut menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 38.000 warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel dan hampir 88.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. [ah/rs]