Presiden Trump, Demokrat Berselisih Soal Rasisme dan Suaka

  • Patsy Widakuswara

President Donald Trump dalam pameran "Made in America" di Pelataran Selatan Gedung Putih, Washington, D.C., 15 Juli 2019. (AP Photo/Andrew Harnik)

Perselisihan meningkat antara Presiden Donald Trump dan Demokrat setelah presiden melontarkan sejumlah pernyataan yang oleh sebagian orang dianggap sebagai serangan rasis terhadap empat perempuan kulit berwarna anggota Kongres. Trump mengatakan kepada mereka agar “pulang ke tempat asal mereka.”

Kemarin seharusnya menjadi hari untuk merayakan produk-produk buatan Amerika, termasuk sistem pertahanan misil antibalistik yang dipamerkan di halaman Gedung Putih. Tetapi suasana dengan cepat berubah, sewaktu presiden Donald Trump mengatakan, "Kalau Anda membenci negara kita, kalau Anda tidak bahagia di sini, Anda bisa pergi.”

Presiden menanggapi pertanyaan mengenai serangan melalui cuitannya terhadap empat anggota Kongres dari fraksi Demokrat, termasuk Ilhan Omar, Muslim Amerika yang lahir di Somalia.

Presiden Trump menyatakan, "Sewaktu saya mendengar cara mereka membicarakan negara kita, sewaktu saya mendengar kata-kata anti-Yahudi yang mereka gunakan, sewaktu saya mendengar kebencian mereka terhadap Israel dan kecintaan mereka terhadap musuh-musuh seperti al-Qaida, Anda tahu tidak? Saya beritahu, saya tidak yakin ini baik bagi Partai Demokrat.”

Selain Omar, tiga perempuan kulit berwarna anggota Kongres lainnya yang menjadi sasaran Trump adalah Alexandria Ocasio Cortez, Rashida Tlaib dan Ayanna Presley. Mereka mengecam pernyataan itu yang mereka anggap rasis.

Ilhan Omar memberikan keterangan kepada pers, Senin (15/7) bersama anggota Dewan Perwakilan AS lainnya, dari kiri: Ayanna Pressley Alexandria Ocasio-Cortez dan Rashida Tlaib.

Ilhan Omar, anggota DPR dari fraksi Demokrat, mengemukakan, "Tak ada yang lebih ia sukai dibandingkan dengan memecah belah negara kita berdasarkan ras, agama, orientasi gender atau status imigrasi, karena itulah satu-satunya jalan yang ia tahu yang dapat mencegah solidaritas yang kita upayakan dengan semua perbedaan di antara kita.”

Pernyataan presiden dikemukakan sementara pemerintahannya mengumumkan berbagai perubahan yang membuat orang-orang asing semakin sulit meminta suaka di Amerika Serikat di perbatasan selatan negara ini. Para pengecam menyatakan peraturan baru yang diumumkan hari Senin itu ilegal dan akan digugat di pengadilan.

Your browser doesn’t support HTML5

Presiden Trump, Demokrat Berselisih Soal Rasisme dan Suaka

Tom Jawetz dari lembaga advokasi dan riset kebijakan publik Center for American Progress melalui Skype mengemukakan, "Kongres menyatakan dengan sangat jelas, yaitu jika seseorang telah lolos pemeriksaan di negara yang menjadi pihak ketiga, sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian, orang itu tidak dapat dicegah untuk mendapatkan suaka. Pemerintahan ini sekarang mengatakan, kita akan menciptakan peraturan baru yang menyebutkan, meskipun seseorang telah lolos pemeriksaan di negara pihak ketiga, orang itu dapat dihalangi untuk mendapatkan suaka.”

Trump juga mengatakan pemerintahannya terus menangkapi imigran ilegal di berbagai penjuru Amerika, meskipun tidak ada tanda-tanda operasi berskala besar sedang berlangsung sebagaimana yang dijanjikan presiden. [uh/ab]