Presiden AS Donald Trump meremehkan kontroversi yang muncul terkait tindakannya memecat Direktur FBI James Comey. Sementara itu Gedung Putih juga membantah Trump membocorkan informasi yang sangat rahasia kepada pejabat Rusia. Meski demikian, menurut wartawan VOA Bill Gallo, dampak politik kontroversi-kontroversi itu masih belum jelas.
Presiden Donald Trump mencurahkan perhatiannya pada acara kepresidenan hari Senin, di mana dia dikelilingi para polisi dan meletakkan karangan bunga untuk menghormati polisi yang terbunuh.
Presiden itu hanya satu kali menyinggung pemecatan direktur FBI di depan publik, yaitu saat bertemu dengan putra mahkota Abu Dhabi. Trump mengatakan bahwa dia puas dengan pencarian direktur yang baru.Ia mengatakan prosesnya berjalan dengan cepat. Sejauh ini sedikitnya delapan orang sudah diwawancarai untuk posisi tersebut.
Mantan anggota Kongres Mike Rogers, Senator Texas John Cornyn dan penjabat Direktur FBI Andrew McCabe termasuk di antara kandidat teratas.
Kongres, sementara itu, sedang bersiap-siap menghadapi pertempuran untuk siapa pun yang akan dipilih Trump.
Banyak Demokrat marah karena pemecatan Comey, yang sedang memimpin penyelidikan terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016.
"Saya akan memberikan suara menentang konfirmasi direktur FBI kecuali jika ada dukungan untuk jaksa khusus," kata Senator Richard Blumenthal.
Trump sendiri sepertinya mengakui bahwa penyelidikan Rusia ikut berperan dalam keputusannya untuk memecat Comey.
Namun pada keterangan hari Senin, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer terus membantah bahwa penyelidikan tersebut berkaitan dengan pemecatan Comey.
"Presiden memiliki hak untuk memecat seseorang karena dia yakin Direktur Comey kurang memiliki keahlian untuk membuat penilaian dan keputusan dan tidak siap untuk melakukan tugas itu," Sean Spicer, juru bicara Gedung Putih.
Sejauh ini Comey tetap diam. Dia belum menyetujui permintaan kongres untuk memberikan kesaksian.
Seandainya dia bersedia, anggota parlemen akan mengajukan banyak pertanyaan, termasuk tentang laporan bahwa Trump meminta ikrar kesetiaan pribadi dari Comey saat makan malam pada bulan Januari.
Trump telah membantah keakuratan laporan tersebut, dan malah mengatakan sudah waktunya untuk bergerak maju.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS H.R. McMaster dan anggota pemerintahan Trump lainnya telah membantah laporan-laporan media bahwa presiden Trump membeberkan informasi yang sangat rahasia kepada pejabat Rusia di Oval Office.
"Berita yang awalnya dilaporkan oleh Washington Post itu 'keliru'," kata McMaster kepada wartawan di Gedung Putih, Senin malam. "Tidak pernah ada sumber atau metode intelijen dibahas dan presiden tidak mengungkapkan operasi militer yang belum diketahui publik," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, yang mengatakan bahwa dia juga menghadiri pertemuan 10 Mei dengan menteri luar negeri Rusia dan duta besar Rusia, mendukung gambaran McMaster mengenai percakapan tersebut, dan menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa "sejumlah topik telah dibahas, di antaranya upaya umum dan ancaman terkait dengan kontra-terorisme."
Beberapa kantor berita AS melaporkan bahwa presiden, dalam pertemuan di Oval Office dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Duta Besar Sergey Kislyak, mengungkapkan informasi yang dianggap sangat rahasia.
Menurut Washington Post, Trump tampak sesumbar tentang pengetahuannya mengenai ancaman yang semakin besar terhadap penerbangan.
New York Times melaporkan bahwa informasi tersebut, yang dianggap sangat sensitif, bahkan tidak disebarkan secara luas di dalam pemerintahan AS sendiri atau kepada sekutu-sekutu AS. [as/ab]