Kepala Biro VOA di Gedung Putih, Steve Herman melaporkan bahwa dalam pidato tersebut, Trump membanggakan ekonomi Amerika yang maju pesat, meminta 1,5 triliun dolar untuk perbaikan infrastruktur dan mengusulkan agar para imigran muda yang dibawa masuk ke Amerika secara ilegal ketika kanak-kanak diberi waktu 12 tahun untuk menjadi warga negara.
Presiden Donald Trump berpidato sesuai naskah, memuji prestasi pemerintahannya dan berbicara keras tentang ancaman dari luar negeri.
Dia mengatakan, “Di seluruh dunia, kita menghadapi rezim nakal, kelompok-kelompok teroris, dan musuh seperti China dan Rusia yang mengancam kepentingan, ekonomi, dan nilai-nilai kita. Dalam menghadapi bahaya mengerikan ini, kita tahu bahwa kelemahan adalah jalan yang paling pasti menuju konflik, dan kekuatan tak tertandingi merupakan cara yang paling pasti untuk pertahanan sejati yang hebat.”
Korea Utara, yang berusaha membangun rudal berhulu ledak nuklir yang mampu menjangkau Amerika dan negara-negara sekutunya, khusus dikecam karena menurut Trump rezim negara itu memiliki “tabiat jahat.”
Presiden Trump menyampaikan seruan bagi harmoni politik dalam negeri untuk memodernisasi infrastruktur transportasi dan mereformasi kebijakan imigrasi.
Dia menjelaskan, “Malam ini, saya mengajak kita semua untuk menyingkirkan perbedaan, mencari kesamaan, dan mengetengahkan kesatuan yang kita perlukan bagi rakyat. Ini benar-benar penting.”
Sejumlah anggota Kongres dari pihak oposisi memboikot pidato presiden ini.
Para anggota Congressional Black Caucus, yakni kaukus anggota Kongres keturunan Afrika, mengenakan kain kente, pola etnik khas Afrika, sebagai jawaban atas komentar Trump belum lama ini yang meremehkan negara-negara Afrika.
Dalam pidato tanggapan resmi Partai Demokrat, nama Trump tidak pernah disebut oleh anggota kongres Joe Kennedy III, cucu kemenakan John F. Kennedy, salah seorang presiden abad ke-20 yang paling terkenal di Amerika.
Joe Kennedy mengatakan, “Penggertak bisa jadi mendaratkan pukulan. Pukulan itu mungkin akan meninggalkan bekas, tetapi tidak pernah, sekali pun tidak pernah, dalam sejarah Amerika Serikat, berhasil menyaingi kekuatan dan semangat rakyat yang bersatu dalam mempertahankan masa depan mereka.”
Di negara yang sangat terpolarisasi mengenai presiden ke-45 ini, pidato kepresidenan yang satu ini kemungkinan tidak akan mempengaruhi persentase pemilih secara signifikan.
Your browser doesn’t support HTML5
Steven Pifer, analis Brookings Institution, lembaga kajian kebijakan publik di Washington, D.C., mengatakan, “Saya kira basisnya mendengar banyak hal dalam pidato yang akan mereka sukai, tetapi secara umum, saya kira pidato itu akan gagal mempengaruhi publik secara lebih luas. Maksud saya, pidato itu panjang, lebih dari satu jam dan 20 menit, dan sebenarnya tidak ada ide yang benar-benar dikembangkan untuk bagaimana kita melangkah maju. Isi pidato itu sekedar semacam daftar angan-angan, tetapi tanpa substansi tertentu.”
Meskipun ada seruan presiden bagi persatuan dan dia menyatakan tahun pertamanya sebagai presiden sukses besar, masih ada awan badai yang menggantung di kaki langit. Seorang penyelidik khusus terus menyelidiki kontak antara kampanye Trump dengan agen-agen Rusia selama masa pemilu 2016 dan apakah Presiden Trump sendiri menghalangi keadilan. [uh/ab]