Presiden Amerika Donald Trump memperingatkan hari Minggu bahwa "tidak ada diktator" yang dapat meremehkan Amerika Serikat, ketika ia mulai perjalanannya ke Asia, yang diperkirakan akan didominasi oleh krisis nuklir Korea Utara.
Trump berbicara menyemangati personil militer Amerika di Pangkalan Udara Yokota, di barat Tokyo, setelah mengenakan jaket pengebom yang diberikan kepadanya.
“Tidak seorang pun, tak seorang diktator, atau rezim bahkan negara manapun, dapat meremehkan tekad Amerika. Sesekali di waktu lampau, mereka meremehkan kita. Itu tidak menyenangkan bagi mereka, bukan? Itu tidak menyenangkan," lanjutnya.
Trump melanjutkan pernyataannya bahwa Amerika "tidak akan pernah menyerah, tidak bimbang dan tidak akan goyah" untuk membela "rakyat kita, kebebasan kita dan bendera Amerika kita yang hebat."
"Sejarah telah membuktikan berulang-kali bahwa jalan tirani merupakan langkah yang pasti menuju kemiskinan, penderitaan dan perbudakan. Tetapi jalur negara-negara kuat dan rakyat bebas merdeka, yang teguh dengan nilai dan keyakinan mereka untuk masa depan adalah jalan yang terbukti menuju pada perdamaian dan kemakmuran,” kata Presiden Trump.
Setelah pidatonya di Yokota, presiden melakukan penerbangan 25 menit dengan helikopter Marine One yang membawanya keKasumigaseki Country Club di Distrik Saitama, dekat Tokyo.
Ketika para anggota klub makan siang, Trump dan Abe, di ruang makan, menandatangani topi putih bertuliskan "Donald dan Shinzo Membuat Aliansi Lebih Hebat Lagi."
Setelah makan siang, kedua pemimpin itu keluar menuju lapangan golf dan bermain sembilan putaran bersama pemain golf profesional Jepang, Hideki Matsuyama di klub swasta yang didirikan tahun 1929 itu.
Trump tiba di Jepang setelah melakukan persinggahan di Hawaii di mana dia melakukan kunjungan khidmat ke USS Arizona Memorial di Pearl Harbor, lokasi serangan Angkatan Laut Jepang yang mengejutkan tahun 1941 yang menceburkan Amerika ke dalam Perang Dunia Kedua, dan menerima briefing rahasia di Komando Pasifik militer Amerika itu. [mg]