Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengumumkan Sabtu (8/4) mengatakan China akan menggelar latihan militer selama tiga hari di sekitar teritorial Taiwan mulai Sabtu.
Pengumuman tersebut dibuat sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari lawatannya ke Amerika Serikat (AS).
China akan mengadakan "patroli kesiapan tempur" dan latihan di sekitar Selat Taiwan dan ke utara, selatan dan timur Taiwan "sesuai rencana,” kata PLA dalam pernyataan singkat tanpa memberikan perincian lainnya.
Tsai bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy saat berada di Los Angeles pada Rabu (5/4). Pertemuan tersebut memancing kemarahan Beijing yang mengklaim Taiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatannya.
Pemerintah Taiwan tidak memberikan tanggapan. Namun, Kementerian Pertahanan mengatakan pada Sabtu (8/4) pagi bahwa dalam 24 jam sebelumnya memantau adanya empat pesawat China yang memasuki zona pertahanan udara Taiwan. Jumlah pesawat itu dianggap tidak biasa.
Tsai akan bertemu dengan delegasi anggota parlemen AS yang sedang berkunjung, dipimpin oleh Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, pada Sabtu (8/4) malam.
People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah komentar pada Sabtu (8/4) bahwa pemerintah memiliki "kemampuan yang kuat untuk menggagalkan segala bentuk pemisahan kemerdekaan Taiwan.”
"Semua tindakan balasan yang diambil oleh pemerintah China adalah hak sah dan hukum China untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah," lapor surat kabar tersebut.
Tsai, yang menolak klaim kedaulatan Beijing dengan keras, berulang kali menawarkan dilakukannya dialog dengan China. Namun, usulan itu ditolak karena Beijing memandangnya sebagai separatis. Dia mengatakan hanya orang Taiwan yang bisa memutuskan masa depan mereka.
China mengeluarkan ancaman pembalasan yang tidak ditentukan jika pertemuan antara China dan DPR AS berlangsung. Beijing menggelar latihan perang di sekitar Taiwan, termasuk peluncuran peluru kendali langsung, pada Agustus setelah ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.
Namun, tidak seperti pada Agustus, China belum mengumumkan apakah mereka juga akan melakukan latihan rudal. Kemudian, China menerbitkan peta pada saat yang sama dengan pengumuman latihan yang menunjukkan wilayah maritim di dekat Taiwan yang akan ditembakkan.
Pejabat Taiwan mengharapkan reaksi yang tidak terlalu keras terhadap pertemuan McCarthy, mengingat itu terjadi di AS. Namun mereka mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan China melakukan lebih banyak latihan militer.
Pengumuman latihan militer China di wilayah Taiwan dilakukan beberapa jam setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron meninggalkan China setelah pertemuan dengan para pemimpin senior, termasuk Presiden Xi Jinping. Pada pertemuan itu, Macron mendesak Beijing untuk berbicara dengan Rusia mengenai perang di Ukraina.
Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen, juga berada di China minggu ini untuk bertemu Xi, juga mengatakan stabilitas di Selat Taiwan adalah hal yang sangat penting.
Menanggapi pernyataan Uni Eropa, Xi mengatakan bahwa mengharapkan China berkompromi terkait isu Taiwan adalah "angan-angan.” [ah/ft]