Presiden Tsai: Taiwan, Eropa Harus Bela Demokrasi Bersama

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, kedua kanan, menyapa anggota parlemen dari negara-negara Baltik di Kantor Kepresidenan di Taipei, 29 November 2021. (Foto: AP)

Taiwan dan Eropa harus bekerja bersama untuk berjuang melawan penguasa otoriter dan disinformasi, kata Presiden Tsai Ing-wen pada Senin (29/11) kepada para legislator dari negara-negara Baltik, Lithuania, Latvia dan Estonia, yang sedang berkunjung.

Lithuania menghadapi tekanan terus menerus dari China, yang mengklaim Taiwan sebagai teritorinya sendiri, sejak mengizinkan dibukanya kedutaan de facto Taiwan di ibu kotanya.

Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatiknya terhadap Taiwan agar menerima klaim kedaulatan China dan untuk membatasi partisipasi internasionalnya, meskipun Tsai mengatakan Taiwan tidak akan tunduk pada ancaman dan akan membela kebebasan dan demokrasinya.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menghadiri perayaan hari nasional di depan Istana Kepresidenan di Taipei, 10 Oktober 2021.(Foto: AFP)

Tsai mengatakan kepada para legislator itu di Kantor Presiden bahwa Taiwan dan negara-negara Baltik – yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet – memiliki pengalaman yang sama dalam membebaskan diri penguasa otoriter dan memperjuangkan kebebasan.

“Demokrasi yang kita nikmati hari ini diperoleh dengan susah payah. Ini sesuatu yang kita semua pahami secara mendalam,” ujarnya.

“Sekarang dunia menghadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh meluasnya keotoriteran dan ancaman disinformasi. Taiwan lebih dari sekadar bersedia untuk berbagi pengalamannya dalam memerangi disinformasi dengan sahabat-sahabat Eropanya. Kita harus menjaga nilai-nilai bersama kita untuk menjamin cara hidup kita yang bebas dan demokratis,” lanjut Tsai.

BACA JUGA: China akan Buat Pendukung Kemerdekaan Taiwan Bertanggung Jawab Seumur Hidup

Sebagai tanggapan atas pernyataan Tsai, Matas Maldeikis, ketua Kelompok Sahabat Taiwan di parlemen Lithuania, mengatakan bahwa kelompoknya berada di Taipei untuk menyatakan solidaritas dengan Taiwan.

“Kebijakan pemerintah Lithuania terhadap Taiwan mendapat dukungan luas di masyarakat kami. Mempertahankan kebebasan dan tatanan internasional berbasis peraturan menjadi kepentingan vital bagi Taiwan dan Lithuania,” ujarnya.

Ada banyak peluang bagi kerja sama ekonomi dan budaya,” lanjut Maldeikis, yang kunjungannya dikecam oleh China.

BACA JUGA: Delegasi UE Bertemu Presiden Taiwan dalam Lawatan Resmi Pertama

Tidak ada anggota Uni Eropa yang memiliki hubungan resmi dengan Taiwan.

AS mendukung kuat Lithuania, sekutunya di NATO, dalam perselisihannya dengan China.

Lithuania menghadapi masalah juga dengan tekanan dari Rusia dan Belarus, dengan kehadiran migran di perbatasannya dengan Belarus. [uh/ab]