Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan perjalanan ke Athena pada Kamis (7/12), dalam kunjungan yang disebut sebagai upaya “babak baru” antara kedua sekutu NATO yang juga saling bersaing itu setelah ketegangan bertahun-tahun.
Dalam pertemuan dengan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Katerina Sakellaropoulou, pemimpin Turki itu diperkirakan akan membahas perdagangan, isu-isu regional dan isu migrasi yang terus rumit.
Dalam wawancara dengan harian Yunani Kathimerini sehari sebelum kunjungan lima jamnya pada hari Kamis, Erdogan mengatakan ia menginginkan “babak baru” dalam hubungan berdasarkan prinsip saling menguntungkan.
Ankara telah menjadi benteng migrasi sejak kesepakatan tahun 2016 dengan Uni Eropa, yang diharapkan akan diperbarui oleh Mitsotakis dan sesama pemimpin Uni Eropa lainnya.
Rombongan diplomat yang mendampingi Erdogan juga berdiskusi dengan mitra Yunani mereka mengenai sengketa teritorial lama antara kedua negara di Laut Aegea.
Erdogan mempertanyakan perjanjian yang telah berlangsung seabad yang menetapkan kedaulatan Aegea. Pesawat-pesawat perang Turki dan Yunani kerap saling cegat di di wilayah udara yang disengketakan.
Penemuan sumber daya hidrokarbon di bagian timur Mediterania telah memperumit hubungan. Ankara membuat marah Athena pada tahun 2019 dengan menandatangani perjanjian zona maritim dengan Libya yang kontroversial.
Hubungan memburuk dalam dua tahun berikutnya, mendorong Mitsotakis untuk mengumumkan penambahan kekuatan militer, dan menandatangani perjanjian pertahanan dengan Prancis dan AS.
BACA JUGA: Turki, Yunani Sepakat Hidupkan Kembali Perundingan untuk Selesaikan PerselisihanPada 2020, Erdogan hadir di Athena untuk memberi semangat kepada ribuan migran yang berupaya menyeberangi perbatasan ke Yunani, yang menyebabkan bentrokan berhari-hari dengan para penjaga perbatasan.
Ketika itu, langkah tersebut ditafsirkan sebagai upaya Turki untuk menarik perhatian Uni Eropa mengenai jutaan pencari suaka di Turki.
Erdogan juga menggunakan retorika yang kian panas terhadap Yunani, kerap kali bersamaan dengan kampanye pemilunya.
Tahun lalu, ia menuduh Yunani “menduduki” pulau-pulau Aegea dan mengancam “Seperti yang kami katakan, kami mungkin datang mendadak pada suatu malam.”
BACA JUGA: Kapal Patroli Yunani Lepaskan Tembakan Peringatan ke Kapal TurkiTetapi hubungan kedua negara membaik sejak Februari, ketika Yunani mengirim petugas penyelamat dan bantuan untuk Turki setelah gempa hebat yang menewaskan sedikitnya 50 ribu orang.
Sewaktu berbicara kepada Kathimerini, Rabu, Erdogan mengatakan saluran komunikasi dengan Yunani telah “dihidupkan kembali” dan bahwa ia berharap akan menandatangani deklarasi persahabatan bilateral dengan Yunani pada hari Kamis.
"Kyriakos adalah teman saya, kami tidak mengancam Anda jika Anda tidak mengancam kami,” kata Erdogan.
“Jika perbedaan pendapat diselesaikan melalui dialog dan ada kesamaan pandangan, ini akan menguntungkan semua pihak,” lanjutnya. [uh/ab]