Presiden Turki Kunjungi Saudi untuk Perbaiki Hubungan

Presiden Turki Tayyip Erdogan (kanan) dan Raja Saudi Salman menghadiri upacara di Ankara, Turki. 12 April 2016. (Foto: Reuters)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi, Kamis (28/4). Media-media melaporkan, kunjungannya tersebut merupakan langkah terbaru pemerintahnya dalam usaha membangun hubungan baik antara Ankara dan saingan-saingan regionalnya.

Ini akan menjadi kunjungan pertama Erdogan ke kerajaan itu sejak Turki membatalkan persidangan 26 warga Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul pada Oktober 2018.

Menurut pernyataan kantor Erdogan, pembicaraan dengan para pejabat Saudi selama kunjungan dua hari itu akan terfokus pada cara meningkatkan kerja sama. Kedua pihak akan bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional.

BACA JUGA: Erdogan Bertekad 'Terus Mencari Tahu' soal Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Keputusan sebelumnya bulan ini untuk mentransfer pengadilan para tersangka dalam kasus Khasoggi ke Arab Saudi menghilangkan batu sandungan terakhir untuk memperbarui hubungan Turki-Saudi, khususnya dalam hubungan Erdogan dengan penguasa de facto Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Berdasarkan laporan intelijen AS yang dirilis setahun lalu, pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul memicu kemarahan global dan memberi tekanan kepada sang pangeran, yang dikatakan telah menyetujui operasi untuk membunuh atau menangkap Khashoggi. Pemerintah Saudi selalu membantah keterlibatan pangeran itu dalam bentuk apapun.

Erdogan, meski tidak menyebut nama sang pangeran, mengatakan perintah untuk melakukan pembunuhan itu datang dari “tingkat tertinggi'' pemerintah Saudi.

BACA JUGA: Standar Ganda Erdogan dalam Kasus Khashoggi dan Kebebasan Pers Turki

Pengadilan Saudi memenjarakan delapan orang terkait pembunuhan pada September 2020 itu, tetapi Turki juga menggelar pengadilan in absentia terhadap 26 tersangka Saudi tersebut. Pengadilan di Saudi sendiri digambarkan pengadilan pura-pura oleh kelompok-kelompok HAM.

Pemindahan kasus pada 7 April ke Arab Saudi dilakukan atas permintaan jaksa Turki, yang mengatakan tidak ada kemungkinan untuk menangkap atau mengambil pernyataan dari para terdakwa.

Tunangan Khashoggi, warga Turki Hatice Cengiz, telah mengajukan banding atas keputusan untuk menangguhkan persidangan di Turki dan untuk mentransfer kasus ke Arab Saudi, tetapi sebuah pengadilan administrasi menolak banding itu pekan lalu. [ab/uh]