Gencatan senjata itu diberlakukan ketika Amerika menerapkan sanksi terhadap tujuh pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan gencatan senjata selama seminggu dalam kampanye militer pemerintahannya terhadap separatis pro-Rusia di timur negara itu.
Menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, Poroshenko memerintahkan militer dan pasukan keamanan Ukraina agar meletakkan senjata selama tujuh hari. Poroshenko, seperti dikutip laman Kementerian Dalam Negeri, mengatakan perintah itu tidak akan mencegah pasukan Ukraina melawan balik jika diserang.
Gencatan senjata itu diberlakukan ketika Amerika menerapkan sanksi terhadap tujuh pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina. Sanksi-sanksi yang diterapkan Jumat (20/6) itu membekukan aset apa saja yang dimiliki ketujuh orang itu di Amerika, dan melarang perusahaan atau pengusaha Amerika berurusan dengan mereka.
Ini tamparan yang relatif terbatas terhadap separatis, tetapi menunjukkan Amerika siap menerapkan lebih banyak sanksi jika ketegangan kembali merebak.
Poroshenko juga dijadwalkan mengungkap 14 poin rencana damai yang dirancang guna mengakhiri pemberontakan pro-Rusia yang mematikan. Pemerintah Ukraina menerbitkan beberapa ketentuan rencana itu Jumat, menjelang pengumuman resmi.
Rencana itu menyerukan gencatan senjata sepihak yang akan memberi pemberontak kesempatan melucuti senjata atau keluar dari negara itu. Poroshenko mengatakan rencana itu akan dimulai dengan gencatan senjata singkat dan memberi amnesti kepada pejuang pro-Rusia yang tidak melakukan "kejahatan berat."
Rencana itu mencakup pembangunan koridor yang memungkinkan pejuang separatis meninggalkan Ukraina ke Rusia, pembentukan zona penyangga 10-kilometer di perbatasan Ukraina-Rusia, desentralisasi kekuasaan di negara itu dan melindungi penggunaan bahasa Rusia.
Kantor berita Interfax-Ukraina Jumat mengutip Valery Bolotov, pemimpin separatis yang mengepalai apa yang disebut Republik Rakyat Luhansk, mengatakan pemberontak tidak akan meletakkan senjata sampai pasukan pemerintah sepenuhnya mundur dari Ukraina timur.
Menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, Poroshenko memerintahkan militer dan pasukan keamanan Ukraina agar meletakkan senjata selama tujuh hari. Poroshenko, seperti dikutip laman Kementerian Dalam Negeri, mengatakan perintah itu tidak akan mencegah pasukan Ukraina melawan balik jika diserang.
Gencatan senjata itu diberlakukan ketika Amerika menerapkan sanksi terhadap tujuh pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina. Sanksi-sanksi yang diterapkan Jumat (20/6) itu membekukan aset apa saja yang dimiliki ketujuh orang itu di Amerika, dan melarang perusahaan atau pengusaha Amerika berurusan dengan mereka.
Ini tamparan yang relatif terbatas terhadap separatis, tetapi menunjukkan Amerika siap menerapkan lebih banyak sanksi jika ketegangan kembali merebak.
Poroshenko juga dijadwalkan mengungkap 14 poin rencana damai yang dirancang guna mengakhiri pemberontakan pro-Rusia yang mematikan. Pemerintah Ukraina menerbitkan beberapa ketentuan rencana itu Jumat, menjelang pengumuman resmi.
Rencana itu menyerukan gencatan senjata sepihak yang akan memberi pemberontak kesempatan melucuti senjata atau keluar dari negara itu. Poroshenko mengatakan rencana itu akan dimulai dengan gencatan senjata singkat dan memberi amnesti kepada pejuang pro-Rusia yang tidak melakukan "kejahatan berat."
Rencana itu mencakup pembangunan koridor yang memungkinkan pejuang separatis meninggalkan Ukraina ke Rusia, pembentukan zona penyangga 10-kilometer di perbatasan Ukraina-Rusia, desentralisasi kekuasaan di negara itu dan melindungi penggunaan bahasa Rusia.
Kantor berita Interfax-Ukraina Jumat mengutip Valery Bolotov, pemimpin separatis yang mengepalai apa yang disebut Republik Rakyat Luhansk, mengatakan pemberontak tidak akan meletakkan senjata sampai pasukan pemerintah sepenuhnya mundur dari Ukraina timur.