Presiden Ukraina akan Hadiri KTT Uni Eropa

Presiden Viktor Yanukovych tetap akan menghadiri KTT Uni Eropa pekan ini, di Vilnius, Lithuania (foto: dok).

Presiden Viktor Yanukovych akan menghadiri KTT Uni Eropa pekan ini, di Vilnius, Lithuania, meskipun Ukraina tidak menandatangani perjanjian penting dengan Uni Eropa.
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych akan menghadiri KTT dengan Uni Eropa pekan ini, meskipun pemerintahnya mengambil keputusan pada saat-saat terakhir untuk tidak menandatangani perjanjian perdagangan penting dengan Uni Eropa karena lebih ingin meningkatkan hubungan dengan Rusia.

Perdana Menteri Mykola Azarov Selasa (26/11) mengatakan bahwa Yanukovych akan menghadiri KTT pekan ini di ibukota Lithuania, Vilnius, untuk membahas kemungkinan pembicaraan tiga pihak dengan Rusia dan Uni Eropa mengenai ekonomi Ukraina.

Para pemimpin Uni Eropa telah menuduh Rusia menggunakan tekanan politik dan ekonomi terhadap Ukraina agar menunda penandatanganan perjanjian politik dan perdagangan.

Keputusan untuk mengakhiri kesepakatan itu memicu gelombang protes besar-besaran oleh demonstran pro-Uni Eropa. Hari Selasa, ribuan mahasiswa Ukraina berpawai melalui ibukota, Kiev, dan bergabung dengan demonstran yang berunjukrasa sepanjang hari untuk menekan pemerintah agar menandatangani perjanjian.

Demonstrasi lainnya direncanakan berlangsung menjelang KTT dua hari di Vilnius yang akan dimulai hari Kamis. Hari Minggu, puluhan ribu demonstran pro-Eropa mendatangi Kiev dalam salah satu protes terbesar sejak Revolusi Oranye sembilan tahun silam.

Dalam perkembangan terkait, pemimpin oposisi Ukraina Yulia Tymoshenko hari Senin (25/11) mengumumkan bahwa ia akan memulai aksi mogok makan, sebagai solidaritas terhadap para demonstran.

Sebagian dari perjanjian dengan Uni Eropa mencakup legislasi mengenai pembebasan mantan Perdana Menteri Tymoshenko, salah seorang pemimpin Revolusi Oranye, yang dipenjarakan pada tahun 2011 dan menjalani hukuman penjara tujuh tahun atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan. Uni Eropa menyebut pengadilan terhadap Tymoshenko bermotif politik.