Maduro menuduh Senator Marco Rubio dan anggota DPR Ileana Ros Lehtinen mencoba mempengaruhi Obama dalam kebijakan luar negeri ekstremis terhadap negaranya.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Jumat (14/3) mengatakan politisi-politisi Florida mengarahkan Amerika ke dalam kebijakan luar negeri ekstremis terhadap negaranya dan menteri luar negeri Venezuela menyebut Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry seorang pembunuh.
Dalam jumpa pers yang disiarkan televisi Jumat, Maduro mengatakan, Senator Amerika Marco Rubio dan anggota DPR Amerika Ileana Ros Lehtinen, yang memimpin “Lobi Miami'' mencoba mempengaruhi Presiden Barack Obama.
Rubio dan Ros Lehtinen sama-sama mengetuai upaya komisi masing-masing untuk menjatuhkan sanksi terhadap anggota pemerintah Venezuela terkait pelanggaran hak asasi manusia.
Protes jalanan anti-pemerintah dilancarkan rakyat Venezuela yang muak karena tingkat kriminalitas tinggi, kekurangan bahan pokok seperti tepung dan minyak goreng, serta inflasi tahunan lebih dari 57 persen untuk setahun Februari, telah mengguncang Venezuela selama lebih dari sebulan. Pemerintah Venezuela mengatakan setidaknya 25 orang tewas dalam kerusuhan sejak 12 Februari.
Protes jalanan setiap hari mengguncang bagian-bagian ibukota dan kota-kota lain. Setelah tiga orang tewas di pusat kota Valencia hari Rabu, Maduro mengatakan, ia meningkatkan operasi keamanan dan meminta Garda Nasional mulai menggeledah bangunan-bangunan di daerah di mana kekerasan meletus.
Sejak awal protes, pemerintah Venezuela menuduh Amerika hendak menggulingkan pemerintahannya. Bulan lalu, Venezuela mengusir tiga diplomat Amerika, menuduh mereka mengorganisir mahasiswa ikut dalam protes anti-pemerintah.
Dalam jumpa pers yang disiarkan televisi Jumat, Maduro mengatakan, Senator Amerika Marco Rubio dan anggota DPR Amerika Ileana Ros Lehtinen, yang memimpin “Lobi Miami'' mencoba mempengaruhi Presiden Barack Obama.
Rubio dan Ros Lehtinen sama-sama mengetuai upaya komisi masing-masing untuk menjatuhkan sanksi terhadap anggota pemerintah Venezuela terkait pelanggaran hak asasi manusia.
Protes jalanan anti-pemerintah dilancarkan rakyat Venezuela yang muak karena tingkat kriminalitas tinggi, kekurangan bahan pokok seperti tepung dan minyak goreng, serta inflasi tahunan lebih dari 57 persen untuk setahun Februari, telah mengguncang Venezuela selama lebih dari sebulan. Pemerintah Venezuela mengatakan setidaknya 25 orang tewas dalam kerusuhan sejak 12 Februari.
Protes jalanan setiap hari mengguncang bagian-bagian ibukota dan kota-kota lain. Setelah tiga orang tewas di pusat kota Valencia hari Rabu, Maduro mengatakan, ia meningkatkan operasi keamanan dan meminta Garda Nasional mulai menggeledah bangunan-bangunan di daerah di mana kekerasan meletus.
Sejak awal protes, pemerintah Venezuela menuduh Amerika hendak menggulingkan pemerintahannya. Bulan lalu, Venezuela mengusir tiga diplomat Amerika, menuduh mereka mengorganisir mahasiswa ikut dalam protes anti-pemerintah.