Presiden Zelenskyy Jatuhkan Sanksi kepada 108 Orang, 37 Kelompok Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada KTT Komunitas Politik Eropa di Granada, Spanyol, Kamis, 5 Oktober 2023. (Foto: via AP)

Presiden Volodymyr Zelenskyy menjatuhkan sanksi kepada 37 kelompok Rusia dan 108 individu, termasuk mantan perdana menteri dan mantan menteri pendidikan. Sanksi tersebut dijatuhkan untuk memerangi penculikan anak-anak di Ukraina pada masa perang dan “teror Rusia” lainnya.

“Kami meningkatkan tekanan negara terhadap mereka dan masing-masing dari mereka harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan,” katanya dalam pidato pada Sabtu (18/11) petang, setelah kantornya mengeluarkan keputusan yang telah ditekennya.

Zelenskyy tidak mengaitkan individu atau kelompok tertentu dengan pelanggaran tertentu. Dekrit tersebut menunjukkan dijatuhkannya sanksi selama 10 tahun terhadap individu dan sanksi 5 tahun terhadap kelompok nirlaba, termasuk satu yang disebut dalam bahasa Inggris sebagai "Russian Children's Foundation."

Zelenskyy mengatakan dalam pidatonya bahwa daftar tersebut mencakup “mereka yang terlibat dalam penculikan dan deportasi anak-anak Ukraina dari wilayah pendudukan” dan individu yang “dengan berbagai cara membantu teror Rusia melawan Ukraina.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kiri, dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo berpidato pada konferensi media di kantor perdana menteri di Brussels, Rabu, 11 Oktober 2023. (Foto: via AP)

Beberapa orang yang baru terkena sanksi, termasuk banyak warga negara Rusia, sebelumnya telah dihukum dengan hukuman terpisah atau serupa.

Mereka termasuk Dmytro Tabachnyk, mantan menteri pendidikan dan ilmu pengetahuan yang kewarganegaraan Ukrainanya dicabut pada bulan Februari, dan mantan Perdana Menteri Mykola Azarov.

Di masa mantan Presiden Viktor Yanukovich, Azarov sebelumnya memiliki aset dan properti yang dibekukan, serta hukuman lainnya. Kedua pria tersebut melarikan diri dari Ukraina ke Rusia pada 2014 setelah tindakan keras terhadap protes jalanan yang menewaskan lebih dari 100 demonstran di Kyiv.

Orang lain yang dihukum tersebut termasuk Sergei Aksyonov, pemimpin Krimea yang dilantik Rusia, dan Leonid Pasechnik, yang ditunjuk Putin sebagai pemimpin Luhansk, wilayah timur Ukraina yang dianeksasi Rusia pada 2022.

BACA JUGA: Zelenskyy ‘Bersyukur’ atas Sanksi AS terhadap ‘Entitas’ Rusia

Kelompok-kelompok Rusia yang terkena sanksi termasuk beberapa kelompok yang nama atau situs webnya menunjukkan bahwa mereka bekerja dengan anak-anak.

Salah satu kelompok yang dikenai sanksi bernama Kvartal Lui. Nama tersebut mirip dengan nama sebuah organisasi yang dalam situs webnya yang menyatakan pendirinya adalah Komisioner Hak Anak Maria Lvova-Belova. Kyiv sebelumnya telah menjatuhkan sanksi kepada Lvova-Belova pada Oktober 2022.

Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag pada bulan ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Lvova-Belova, bersama dengan Presiden Vladimir Putin, menuduh mereka melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak dari Ukraina.

Kyiv mengatakan sekitar 20.000 anak telah dipindahkan ke Rusia atau wilayah yang dikuasai Rusia tanpa persetujuan keluarga atau walinya, yang menurut mereka merupakan kejahatan perang yang memenuhi definisi genosida dalam perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). [ah/ft]