Presiden Argentina yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, Cristina Fernandez de Kirchner, menyampaikan pidato perpisahannya di Plaza de Mayo, Buenos Aires, Rabu (9/12), dengan berterima kasih kepada para pendukungnya atas kesetiaan mereka dan meminta mereka agar membantu mempertahankan berbagai prestasi yang dicatat pemerintahannya.
Fernandez meninggalkan kantornya pada tengah malam, setelah bertengkar dengan presiden mendatang Mauricio Macri mengenai kapan ia akan meletakkan jabatan. Meninggalkan kantornya pada hari Rabu (9/12) akan membuatnya tidak mungkin memimpin upacara pelantikan Macri pada hari Kamis ini (10/12).
Fernandez tidak akan menghadiri upacara tersebut. Ia menjadi presiden pertama yang akan mengakhiri jabatan yang tidak mengikuti acara tersebut sejak berakhirnya kediktatoran militer Argentina pada tahun 1983.
Dalam pidatonya, Fernandez bergurau bahwa ia tidak akan “berubah menjadi labu” pada tengah malam, sewaktu masa jabatannya berakhir, dan tidak mengesampingkan keikutsertaan dalam pemilihan presiden dalam empat tahun mendatang, sewaktu pemilu diadakan.
Berdasarkan konstitusi, Fernandez dilarang menduduki masa jabatan ketiga secara berturut-turut. Calon penerus yang ditunjuknya, Daniel Scioli, kalah dari Macri dalam pemilu putaran ke-dua pada 22 November lalu.
Pemilu itu dianggap luas sebagai referendum mengenai kebijakan Fernandez serta pendahulunya, mendiang suaminya, Nestor Kirchner, yang berhaluan kiri. [uh]