Seorang pria bersenjata melakukan penembakan dalam kereta api yang sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Paris hari Jumat, melukai 3 orang sebelum si penembak ditaklukkan oleh dua penumpang warga Amerika.
Para pejabat Perancis mengatakan motif si penembak tidak diketahui, tetapi mengatakan polisi anti-terorisme sedang memimpin penyelidikan.
Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve mengatakan tersangka ditangkap di stasiun kereta api kota Arras, Perancis utara. Polisi telah menyebut pria itu asal Maroko yang berusia 26 tahun dan mengatakan ia bersenjata otomatis dan pisau.
Cazeneuve mengatakan dalam jumpa pers hari Jumat bahwa dua warga Amerika membantu melucuti senjata penyerang itu dan bahwa salah seorang warga Amerika tersebut termasuk di antara yang luka. “Tanpa keberanian mereka, kita dapat menghadapi tragedi yang mengerikan,” katanya.
Laporan media Perancis mengatakan kedua pria Amerika itu adalah marinir Amerika. Pejabat militer Amerika hanya mengukuhkan bahwa seorang tentara Amerika luka-luka tetapi mengatakan cedera tersebut tidak mengancam nyawa.
Penembakan itu terjadi ketika kereta api kecepatan tinggi yang dioperasikan oleh Thalys itu sedang melintasi Belgia. Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengutuk apa yang ia sebut “serangan teroris itu” dan mengatakan ia dan Presiden Perancis Francois Hollande sedang bekerjasama erat dalam penyelidikannya.
Thalys sebagian dimiliki oleh kereta api Perancis dan Belgia.
Pihak berwenang Perancis telah dalam siaga tinggi sejak militan Islam membunuh 17 orang di dan sekitar Paris bulan Januari.