Panen pada Mei menghasilkan 5.500 ton madat, 49 persen lebih tinggi daripada tahun lalu dan lebih dari jumlah produksi seluruh dunia di luar Afghanistan.
Produksi candu Afghanistan meningkat tahun ini ke tingkat rekor, walaupun adanya usaha internasional dalam 10 tahun terakhir untuk melepaskan ketergantungan negara itu pada perdagangan narkoba, menurut laporan yang dikeluarkan Rabu (13/11) oleh badan pengawas narkoba PBB.
Badan PBB urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dalam laporan hari Rabu (13/11) mengatakan area penanaman opium di Afghanistan meningkat menjadi 209 ribu hektar, lebih tinggi dari rekor sebelumnya, 193 ribu hektar tahun 1997.
Panen pada Mei menghasilkan 5.500 ton madat, 49 persen lebih tinggi daripada tahun lalu dan lebih dari jumlah produksi seluruh dunia di luar Afghanistan.
Meski provinsi-provinsi Afghanistan pernah berhasil memberantas pertanian candu, ada tren kembali ke perdagangan candu, demikian menurut laporan tahunan badan PBB, UNODC.
Penarikan pasukan asing dari Afghanistan tahun depan kemungkinan akan memperburuk keadaan, kata seorang pejabat PBB di Kabul. Ia memperingatkan bahwa sementara bantuan internasional berkurang, pemerintah Afghanistan akan menjadi semakin bergantung pada sumber pemasukan yang ilegal. Ketidakpastian juga meningkatkan produksi candu, karena petani khawatir akan masa depan negara.
Peningkatan besar dalam produksi mulai 2010 ketika petani bergegas bercocok tanam kembali untuk memanfaatkan harga-harga yang membubung, akibat penyakit tanaman tahun sebelumnya.
Yuri Fedotov, direktur eksekutif UNODC menyatakan bahwa kenaikan produksi opium sebagai peringatan darurat untuk mengambil tindakan sementara pasukan Afghanistan mulai memegang tanggung jawab keamanan. Ditambahkan, jika masalahnya tidak ditangani dengan serius oleh badan-badan internasional, apa yang disebut ‘virus opium’ akan makin mengurangi kestabilan Afghanistan.
Sebagian besar penanaman opium dilakukan di provinsi-provinsi barat dan selatan di mana pemberontakan Taliban paling aktif.
Badan PBB urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dalam laporan hari Rabu (13/11) mengatakan area penanaman opium di Afghanistan meningkat menjadi 209 ribu hektar, lebih tinggi dari rekor sebelumnya, 193 ribu hektar tahun 1997.
Panen pada Mei menghasilkan 5.500 ton madat, 49 persen lebih tinggi daripada tahun lalu dan lebih dari jumlah produksi seluruh dunia di luar Afghanistan.
Meski provinsi-provinsi Afghanistan pernah berhasil memberantas pertanian candu, ada tren kembali ke perdagangan candu, demikian menurut laporan tahunan badan PBB, UNODC.
Penarikan pasukan asing dari Afghanistan tahun depan kemungkinan akan memperburuk keadaan, kata seorang pejabat PBB di Kabul. Ia memperingatkan bahwa sementara bantuan internasional berkurang, pemerintah Afghanistan akan menjadi semakin bergantung pada sumber pemasukan yang ilegal. Ketidakpastian juga meningkatkan produksi candu, karena petani khawatir akan masa depan negara.
Peningkatan besar dalam produksi mulai 2010 ketika petani bergegas bercocok tanam kembali untuk memanfaatkan harga-harga yang membubung, akibat penyakit tanaman tahun sebelumnya.
Yuri Fedotov, direktur eksekutif UNODC menyatakan bahwa kenaikan produksi opium sebagai peringatan darurat untuk mengambil tindakan sementara pasukan Afghanistan mulai memegang tanggung jawab keamanan. Ditambahkan, jika masalahnya tidak ditangani dengan serius oleh badan-badan internasional, apa yang disebut ‘virus opium’ akan makin mengurangi kestabilan Afghanistan.
Sebagian besar penanaman opium dilakukan di provinsi-provinsi barat dan selatan di mana pemberontakan Taliban paling aktif.