Cawapres Partai Demokrat, Tim Walz, melewatkan paruh awal hidupnya di pedesaan Nebraska. Ini membuatnya akrab di mata para petani dan peternak di Amerika Serikat.
Becky Potmesil, seorang peternak di Nebraska, mengatakan, “Saat saya melihatnya di TV, ia tak seperti politisi. Ia mengingatkan saya akan guru favorit di sekolah, karena peduli terhadap komunitas dan muridnya. Dan ia punya nilai acuan moral serta nilai moral baik.”
Sementara itu, warga Nebraska lainya, Tom Elliott, mengungkapkan, “Kami ikuti karir Tim dari jarak jauh. Langkah ini… Mungkin ini tak kami duga sebelumnya.”
Sebagian anggota keluarga Walz masih tinggal di Nebraska, termasuk salah satu pamannya, Jerome Reiman, dan seorang peternak yang telah pensiun. Ia mendukung pencalonan keponakannya, tapi khawatir Walz terlalu baik hati.
“Ia anak biasa-biasa saja. Ia orang baik hati. Suka olahraga. Tim tak akan tegas melawan Vladimir Putin. Saya cemas,” kata Reiman.
Your browser doesn’t support HTML5
Besar di pedesaan barat tengah Amerika, Walz gemar memancing dan berburu, dan mendukung kepemilikan senjata. Salah satu atribut kampanye favorit pendukungnya adalah topi bermotif kamo.
Barbara Critchett, pendukung Partai Demokrat, adalah salah satu penggemar atribut kamoflase. Ia mengatakan, “Kamoflase dan berburu identik dengan Nebraska. Kami gunakan untuk dukung pencalonannya.”
Mengikuti jejak ayahnya yang veteran perang Korea, Walz bergabung dalam garda nasional saat remaja dan mengabdi selama 24 tahun. Tapi, sebagian pemilih di wilayah pedesaan Nebraska menganggap nilai-nilai yang dianut Walz tak sama dengan nilai mereka.
Menurut Stephen Hale, warga Nebraska, Walz jauh terlalu liberal. “Ia tak sepaham. Ia bohong besar sekali. Mengacu pada Amandemen Kedua untuk menjamin tak akan ambil senjata kami.”
Walz juga mendukung hak aborsi yang ditentang Nebraska dan negara bagian lain yang mayoritas warganya berhaluan konservatif.
Ini pula yang menjadi alasan Michael Wartman tak mendukung Walz. “Isu terpenting bagi saya adalah pro-kehidupan janin dan calon anti-aborsi. Ia tak mendapat suara saya,” tukasnya.
Sementara menurut Miles Bannan, Walz tak akan otomatis mendapat dukungan dari orang sekampung halaman. “Banyak keluarga tak banyak membahas politik, karena akan berbeda pendapat. Saya kira banyak orang bisa menerima dirinya. Tapi mungkin ini tak cukup untuk mengubah pilihan mereka.”
Meski Walz berasal dari wilayah pedesaan Nebraska, statusnya sebagai putra daerah belum tentu menguntungkannya di negara bagian konservatif seperti ini. [np/aa]
Your browser doesn’t support HTML5