Lebih dari satu miliar penduduk dunia berbicara dalam bahasa Inggris, sementara dua miliar lainnya masih mempelajari bahasa Inggris. Tata bahasa Inggris menakutkan dan membingungkan bagi kebanyakan orang, bahkan bagi penutur aslinya. Salah seorang pakar bahasa memutuskan untuk membuat bahasa Inggris menjadi lebih mudah bagi warga Kota New York.
Guru tata bahasa, Ellen Jovin, memiliki misi untuk membantu mereka dalam memahami bahasa Inggris yang digunakan di Amerika.
Meja lipat, berbagai buku, senyuman ramah dan pengetahuan tentang tata bahasa Inggris. Ellen Jovin memiliki semuanya yang diperlukannya untuk menyelenggarakan “Grammar Table”, mengajar tata bahasa Inggris di sebuah tenda bagi penumpang kereta bawah tanah di New York.
Ellen Jovin, pencinta bahasa Inggris dan berusaha mempopulerkannya. Selain memiliki perusahaan pengembang komunikasi bisnis, Ia juga mengajar bahasa Inggris di kelas dan secara online. Ia memutuskan untuk membuat bahasa Inggris jadi menarik dengan menggelar sebuah tenda di stasiun kereta bawah tanah dan jalan-jalan di Kota New York.
"Saya memasang tanda dan butuh 30 detik bagi seseorang untuk datang dan bertanya kepada saya 'berapa banyak kata yang saya pikir diketahui oleh Donald Trump', "jelasnya.
Walau pertanyaan tersebut lebih bersifat politik dibandingkan tata bahasa, Jovin menyakini bahwa mengerti struktur bahasa akan membantu orang saling mengerti di tingkat internasional.
Your browser doesn’t support HTML5
“Grammar Table” itu menarik perhatian berbagai kalangan seperti murid sekolah, pensiunan, insinyur, pengurus rumah tangga, aktor dan sesama pakar bahasa. Bagi mereka, bahasa Inggris dipenuhi misteri. Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah penggunaan koma dan kata partisipasi dalam kalimat.
"Misalnya, jika saya mengatakan "dia memesan salad, spageti, dan soda" ... Tepat sebelum "dan" Anda dapat mengimbuhkan koma jika Anda ingin berbahasa Inggris. Dan itu disebut koma Oxford atau kadang-kadang, disebut juga koma seri," jelasnya.
Para pengguna kereta bawah tanah di Kota New York menerima dengan hangat kehadiran Ellen Jovin di area tersebut. Musisi, polisi dan bahkan guru Bahasa Inggris seringkali mampir sejenak di tenda milik Jovin, untuk bercakap-cakap. Salah seorang di antaranya adalah Walter Skrepnick, guru Kesusasteraan Bahasa Inggris.
Hal-hal yang berkaitan dengan bahasa, dengan kebudayaan, adalah menyegarkan dibandingkan hal-hal lain yang sedang berlangsung.
Tidak semua pertanyaan yang ditanyakan itu adalah tentang bahasa Inggris atau dalam bahasa Inggris. Sebagai seorang guru bahasa, Jovin dapat berbicara dalam beberapa bahasa, yaitu bahasa Spanyol, Italia, Portugis, Jerman, Cina, Korea dan Jepang. Ia juga sedang mempelajari beberapa bahasa asing lainnya. [lj/jm]