Sebuah kajian bersama oleh PBB dan badan-badan bantuan menemukan program perlindungan untuk anak-anak yang terperangkap dalam konflik dan bencana alam adalah yang paling kurang pendanaan, sehingga berdampak buruk pada pengungsi dan anak-anak yang kehilangan tempat tinggal.
Tahun lalu sekitar seperempat juta orang mengalami dampak buruk bencana alam. Separuhnya adalah anak-anak. Konflik juga berdampak buruk pada ratusan ribu korban setiap tahunnya. Anak-anak adalah yang paling menderita.
Tetapi, dalam masa krisis, ketika anak-anak sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat internasional, mereka tidak mendapatkannya.
Itulah beberapa penemuan kajian yang baru-baru ini diterbitkan oleh organisasi nirlaba Save the Children.
Kajian itu melihat pada tingkat pendanaan untuk perlindungan anak tahun 2008 dan 2009. Kajian itu di antaranya menemukan bahwa meskipun ada permintaan-permintaan penting, hanya 47 persen permintaan didanai tahun 2008, dan hanya 32 persen didanai tahun 2009.
Kajian itu juga menemukan bahwa walaupun dana kemanusiaan keseluruhannya meningkat dalam periode itu, hal itu tidak tampak dalam sektor perlindungan anak.
Wakil Direktur Dana Anak-anak PBB, Dermot Carty, menyebut ini memalukan, tetapi tidak mengejutkan. Ia mengatakan kegiatan perlindungan anak dalam keadaan-keadaan darurat kurang mendapat pendanaan karena kegiatan itu tidak seperti operasi-operasi untuk menyediakan air bersih dan sanitasi atau program-program untuk menangani kolera atau perebakan penyakit-penyakit lain.
Ia mengatakan negara-negara ingin melihat apa yang dilakukan dengan uang bantuan mereka, tetapi menunjukkan bagaimana melindungi anak-anak dari kekejaman dan ekploitasi adalah hal yang sulit.
Sayangnya, ujar Carty, uang yang diberi negara-negara ke PBB cenderung digunakan untuk program-program khusus dan hanya bisa digunakan untuk bidang-bidang ini.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Save the Children, Amerika adalah donor terbesar bagi program perlindungan anak tahun 2009, berjumlah sedikit di atas 13 juta dolar dan hampir sepertiga dari keseluruhan pendanaan.
Dana Kemanusiaan Bersama, terdiri dari sejumlah donor dan organisasi-organisasi PBB, adalah donor terbesar kedua, menyediakan hampir 4,5 juta dolar, atau sedikit di bawah 10 persen dari keseluruhan kebutuhan.
Untuk memperbaiki tingkat pendanaan, Save the Children menyarankan para donor agar memprioritaskan dana proyek-proyek perlindungan anak dan tidak membagi dana untuk beberapa proyek.
Organisasi itu juga menyarankan sektor perlindungan anak bisa membuat programnya lebih menarik bagi para donor dengan menerapkan standar antar lembaga bagi perlindungan anak dalam keadaan darurat untuk menjamin mutu pemrogram pada semua tingkat pendanaan.