Promosi Budaya Toraja di KJRI San Francisco, baru-baru ini dihadiri oleh warga AS dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan pelaku industri kopi di kawasan teluk San Francisco.
Prasetyo Hadi, Konsul Jenderal RI di San Francisco, menjelaskan alasan dipilihnya Toraja dalam promosi wisata di kawasan ini.
"Toraja adalah salah satu wilayah atau kawasan dan bagian dari budaya Indonesia yang jarang sekali orang mengenalnya. Oleh karenanya, kami mencoba memperkenalkan Toraja tidak hanya dari sisi luar tapi bagaimana filosofinya, bagaimana tradisi yang dimiliki, bahkan makanannya," ungkapnya.
Pameran ini juga didukung oleh organisasi "Warisan Budaya", yang menampilkan sejumlah kain Toraja.
"Kita membawa enam belas kain Toraja, kain tenun, memang ada yang sudah tua, terus ada juga yang baru. Jadi, kita memang ingin memperkenalkan bermacam tekstil Toraja kepada masyarakat terutama di San Francisco ini," kata Suyin Prayitno.
BACA JUGA: Promosi Kopi Indonesia di San FranciscoBagian penting dari acara promosi ini adalah pemaparan budaya oleh Antropolog AS yang lama meneliti budaya Toraja.
Kathleen Adams, profesor Emiritus dari Loyola University Chicago, dan staf kurator pada The Field Museum of Natural History di Chicago usai pemaparan pengetahuannya mengenai budaya Toraja, mengatakan ada hal lain yang membuatnya bangga, pasca kemajuan pesat ekonomi daerah ini.
"Generasi muda sekarang sadar akan nilai dari apa yang berubah dengan cepat, yang pengetahuannya bisa sulit diperoleh kembali. Saya juga gembira menyaksikan ada generasi Toraja yang menjadi antropholog. Jadi, itulah yang terpenting. Mereka memimpin upaya dan mereka mencari sendiri solusi yang sesuai untuk budaya mereka," ujar Kathleen Adams.
Your browser doesn’t support HTML5
Promosi budaya Toraja juga memperkenalkan beberapa merek kopi Toraja kepada hadirin. Evan Gillman, Creative Director dari distributor kopi di AS, Royal Coffee, mengatakan peluang kopi Toraja di AS, baik.
"Kopi Toraja sangat dicari-cari, bisa sulit memperolehnya bagi importir, tapi memiliki pangsa pasar besar karena namanya dikenal oleh banyak pencinta kopi," ujar Evan Gillman.
Warga AS yang hadir di acara promosi Toraja mengaku belajar banyak mengenai budaya yang belum pernah mereka ketahui.
Jessica Santone, yang diundang pada acara ini, adalah asisten profesor pada Jurusan Seni dan Sejarah California East Bay University. Ia belum pernah ke Indonesia.
"Saya membuat sampai empat halaman catatan mengenai semua hal menarik yang saya dengar. Saya belum pernah mengetahui ide rumah sebuah komunitas sebelumnya, dan ide bahwa rumah semacam menjadi simbol kepemilikan, sangat baru dan menarik bagi saya," tukasnya.
Promosi budaya ini telah membuat Jessica tertarik untuk datang langsung ke Indonesia, seperti diharapkan Konsul Jendral Hadi, di mana Toraja akan menarik minat lebih banyak wisatawan pendidikan dan riset. Ia percaya, wisatawan mancanegara akan meningkatkan kualitas pariwisata dan membawa kemajuan bagi pelestarian budaya itu sendiri. [my/ka]