Kerusuhan meletus di beberapa bagian India hari Kamis (16/6) ketika ribuan pemuda yang marah membakar gerbong-gerbong kereta api dan kendaraan, memblokir jalan raya dan menyerang polisi dengan batu untuk memrotes kebijakan pemerintah untuk melakukan rekrutmen militer dalam jangka pendek.
Polisi menggunakan pentungan dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjukrasa di negara bagian Bihar, Madhya Pradesh dan Rajasthan di mana mereka turun ke jalan dan merusak gedung-gedung pemerintah.
Petugas polisi SK Singhal mengatakan hampir 25.000 polisi dikerahkan di negara bagian Bihar, yang paling parah dilanda demonstrasi itu, yang kemudian meluas ke puluhan kota di delapan distrik.
Di bawah program kerja baru yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan Rajnath Singh minggu ini, Angkatan Bersenjata India tahun ini akan merekrut 46.000 laki-laki dan perempuan berusia antara 17,5 hingga 21 tahun – tetapi hanya untuk selama empat tahun.
BACA JUGA: Ketegangan Agama di India Mendorong Seruan Boikot
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, yang akan menghadapi pemilihan nasional pada tahun 2024 mendatang, sedang ditekan untuk menyediakan lapangan pekerjaan seiring pulihnya perekonomian India dari kemerosotan akibat pandemi.
Satu gagasan di balik rekrutmen militer untuk jangka waktu pendek itu adalah agar mereka yang telah dilatih oleh Angkatan Bersenjata kelak dapat mencari pekerjaan di kepolisian atau sektor swasta.
Kebijakan ini dikecam oleh sebagian pensiunan tentara dan pemimpin kelompok oposisi. [em/lt]