Aksi mogok kerja dan protes di seluruh Prancis yang telah memasuki hari ke lima pada Kamis (16/2) menguji tekad pemerintah melaksanakan reformasi pensiun yang kontroversial. Renaca reformasi tersebut merupakan kebijakan utama dari periode kedua masa jabatan Presiden Emmanuel Macron.
Dalam sejumlah aksi, orang-orang berbaris melewati jalan-jalan di Kota Paris sambil membawa balon dan poster, dan banyak dari mereka yang memainkan instrumen musik.
Reformasi pensiun yang diusulkan telah memicu perdebatan sengit di Dewan Nasional, Parlemen Prancis, dan ketidakpastian kini membayang-bayangi akhir dari perdebatan mengenai isu tersebut.
BACA JUGA: PM Rishi Sunak Hadapi Pemogokan Besar-besaran di Seluruh InggrisKetegangan di parlemen diakibatkan oleh reformasi yang hendak menaikkan usia pensiun minimum dari 62 menjadi 64 tahun, dan mewajibkan orang bekerja paling sedikit 43 tahun sebelum berhak memperoleh pensiun.
Meskipun jajak pendapat terus menerus memperlihatkan tentangan yang semakin besar terhadap usaha reformasi itu, dan popularitas Macron yang juga ikut menciut, Macron bersikeras bahwa dirinya memenuhi sebuah janji kampanye ketika dia memenangkan pemilihan pada 2017, dan sebelum pemilihannya kembali pada April 2022.
Protes tersebut merupakan ujian penting baik untuk Macron maupun lawan politiknya. [jm/ka]