Protes Perang di Gaza, Sebagian Pemilih di Michigan Tolak Biden di Pemilihan Pendahuluan

  • Patsy Widakuswara

Pendukung kampanye gerakan "tidak berkomitmen" (Uncomitted Vote) dalam pilpres AS, mengadakan unjuk rasa untuk mendukung warga Palestina di Gaza, menjelang pemilihan pendahuluan di kota Hamtramck, Michigan, 25 Februari 2024.

Warga Michigan geram atas dukungan Presiden AS Joe Biden terhadap serangan Israel yang menewaskan hampir 30.000 warga Palestina. Hasil pemilihan pendahuluan di negara bagian itu pun menunjukkan 13% pemilih Partai Demokrat memberikan “uncommitted vote” di surat suara mereka.

Israel terus melancarkan serangan udaranya di Rafah, kota paling selatan Gaza, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi. Sementara itu, perundingan untuk mencapai gencatan senjata sementara tengah diupayakan sebelum bulan suci Ramadan tiba.

“Harapan saya, pada Senin depan (4/3) kita akan mencapai gencatan senjata,” ungkap Presiden AS Joe Biden.

Biden memerlukan sebuah gebrakan untuk menghadapi para pendukung Partai Demokrat yang geram dan prihatin akan jumlah korban tewas di Gaza.

Ia memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada Selasa (27/2) di negara bagian Michigan, yang memiliki pemilih keturunan Arab-Amerika dalam jumlah besar. Akan tetapi, ia menghadapi tentangan dari kelompok gerakan “Listen to Michigan” (Dengarkan Michigan).

Gerakan itu mendorong warga untuk memberikan “uncommited vote” (“suara yang tidak terikat”), di mana pemilih dianjurkan menggunakan hak pilih mereka tanpa memberikan suara kepada kandidat yang tertera di surat suara. Hal itu bertujuan untuk menekan Biden agar mendukung gencatan senjata permanen di Gaza. Salah satu penggagasnya adalah Adam Abusalah, warga AS keturunan Palestina yang pernah bekerja sebagai anggota tim kampanye Biden pada tahun 2020.

“Kami kira ia akan menjadi pemimpin negara yang manusiawi dan penuh rasa empati. Ternyata ia malah memimpin dengan kemunafikan,” kata Abusalah.

Aktivis Layla Elabed berbicara pada malam pemungutan suara "tidak berkomitmen" ("Uncommitted") saat Partai Demokrat dan Republik mengadakan pemilihan pendahuluan Pilpres di kota Dearborn, Michigan, Selasa (27/2).

Secara nasional, jumlah pemilih keturunan Arab dan Muslim tidaklah signifikan di AS. Namun, besarnya jumlah pemilih yang memberikan “uncommitted vote” di Michigan mengindikasikan seberapa besar penolakan warga AS terhadap kebijakan Biden soal Gaza, karena mereka mewakili suara kelompok pemilih lain dalam koalisi Biden, yaitu pemilih minoritas serta pemilih muda dan progresif pendukung partai Demokrat, termasuk pemilih Yahudi yang anti-perang.

“Para petinggi Partai Demokrat berasumsi bahwa pemilih partainya akan datang untuk menggunakan hak pilihnya dan memilih Biden karena kandidat lainnya sangat buruk dan menakutkan. Di sisi lain, para pemilih menjadi frustrasi karena mereka merasa bahwa meskipun mereka datang ke TPS setiap pemilu, aspirasi mereka tidak didengar,” jelas Nura Sediqe, lektor Program Studi Muslim di Departemen Ilmu Politik Michigan State University, kepada VOA melalui wawancara Skype.

Sebagian warga Muslim AS mengatakan bahwa kandidat lain tidaklah seburuk Biden. Samraa Luqman, pendukung Partai Demokrat yang progresif, adalah anggota gerakan “Abandon Biden” (Abaikan Biden).

“Jika seseorang seperti saya, yang saat ini duduk di hadapan Anda berkata, ‘Saya bersedia dipimpin presiden Donald Trump’ yang berada di kubu oposisi, demi menggulingkan Biden dari jabatannya, ini benar-benar bukti betapa gagalnya presiden sekarang,” seru Luqman.

Bukti lain kekecewaan warga AS berupa aksi bakar diri seorang tentara senior Angkatan Udara AS, Aaron Bushnell, di depan Kedutaan Besar Israel di Washington, D.C. sebagai bentuk protesnya atas perang di Gaza. Pihak Gedung Putih menyebut kematiannya sebagai “tragedi yang mengerikan.”

Your browser doesn’t support HTML5

Protes Perang di Gaza, Sebagian Pemilih Michigan 'Tolak' Biden

Gedung Putih Pahami Rasa Frustrasi Pendukung Perjuangan Palestina

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyampaikan bahwa mereka memahami rasa frustrasi para pendukung perjuangan rakyat Palestina.

“Kami memahami apa arti kejadian ini bagi masyarakat, dan Presiden (Joe Biden) juga memahaminya. Jadi kami sangat prihatin dengan peristiwa tersebut dan apa yang tengah dirasakan (para pendukung),” ujarnya.

Namun, para pengkritik Biden menganggap sang presiden tidak peduli, meski hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa semakin banyak warga AS yang mendukung gencatan senjata permanen di Gaza.

Your browser doesn’t support HTML5

Protes Perang di Gaza, Pemilih di Michigan Beri Sinyal Penolakan Biden

“Mereka mendengarkan para pendonor dan kelompok-kelompok yang memberi tekanan. Jadi, di manakah pusat kekuatan partai? Ada di tangan penguasanya. (Tapi) siapa pemegang suara mayoritas dalam partai? Ada di sayap progresif, di tangan mereka yang merasa bahwa kebijakan-kebijakan saat ini tidak merepresentasikan keadilan dan perdamaian,” jelas James Zogby, kepala organisasi HAM Arab American Institute.

Selama Biden tetap mendukung Israel, Zogby mengatakan akan sulit untuk meraih suara para pemilih keturunan Arab-Amerika, yang merupakan konstituen utama di Michigan, pada pilpres AS November mendatang. Dengan selisih suara sedikit saja, Biden bisa kalah di negara bagian kuncian itu. Pada tahun 2016, misalnya, mantan Presiden AS Donald Trump menang di Michigan dengan selisih suara kurang dari 11.000 suara saat berhadapan dengan Hillary Clinton. [br/rd]