Seorang pemimpin utama kelompok ekstremis sayap kanan “Proud Boys”, yang dihukum karena membakar spanduk Black Lives Matter yang diambilnya dari sebuah gereja warga kulit hitam yang bersejarah di Washington DC, pada Senin (15/11), meminta hakim untuk membebaskannya sebelum masa hukuman lima bulan penjaranya selesai karena mengeluh tidak suka dengan kondisi penjara di mana ia ditahan.
Hakim Jonathan Pittman mengatakan ia akan memutuskan pada akhir minggu ini apakah akan mengurangi hukuman Henry Tarrio, pemimpin dari kelompok “Proud Boys”, menjadi 90 hari atau tidak. Namun hakim tampak skeptis menanggapi permintaan Tarrio, sehingga membuat pria itu yang memberi kesaksian melalui video dari penjara kelihatan frustrasi.
Tarrio meminta hukumannya dikurangi atau ia dapat menyelesaikannya dengan tahanan rumah karena ia mengaku telah dilecehkan oleh petugas lembaga pemasyarakatan, dan dihadapkan pada kondisi penjara yang tidak manusiawi. Ia mengatakan sel di mana ia ditahan secara terus menerus dibanjiri air toilet kotor dari sel tetangganya.
BACA JUGA: AS Hadapi Ancaman Keamanan Tinggi Menjelang Liburan Akhir Tahun“Saya pernah dipenjara sebelumnya dan apa yang saya alami di sini, belum pernah saya lihat di tempat lain,” ujar Tarrio, yang mengenakan jumpsuit berwarna oranye dan masker. “Tempat ini harus segera ditutup,” tambahnya.
Ia merinci tentang perlakuan penjaga penjara yang kejam, sel yang secara terus menerus dibanjir air toilet kotor, lorong-lorong yang dipenuhi asap dan permintaan pemeriksaan kesehatan yang tidak dipedulikan. Ia mengatakan pernah menyaksikan seorang tahanan kejang-kejang dan terbaring selama setengah jam sebelum bantuan akhirnya datang.
Dengan suara serak Tarrio mengatakan “saya sangat takut sesuatu akan terjadi pada saya.”
Belum Ada Tanggapan
Departemen Permasyarakatan Washington DC belum menanggapi permintaan Associated Press untuk memberi tanggapan atas permohonan Tarrio itu. Tetapi pengacara pemerintah mengakui ada beberapa masalah dengan kondisi penjara yang dihuni oleh Tarrio.
Kini masalah-masalah yang dilaporkan oleh Tarrio sedang ditangani. Seperti banjir misalnya, kata pengacara itu, berasal dari seorang tahanan di sel sebelah Tarrio yang secara teratur membanjiri sendiri toiletnya sebagai bentuk protes. Ia menambahkan bahwa Tarrio telah dipindahkan ke sel lain. Mereka menyangkal Tarrio telah dianiaya, dianaktirikan atau ditolak hak-haknya karena satu dan lain hal.
Keluhan Tarrio tentang kondisi penjara di Washington DC itu mencerminkan keluhan sebagian tahanan yang telah didakwa dalam kerusuhan 6 Januari di gedung Kongres Amerika. Kondisi di penjara pusat itu telah sejak lama menjadi sumber kecaman para aktivis lokal. Isu ini menjadi perhatian nasional dalam beberapa bulan terakhir karena keberadaan para terdakwa kerusuhan 6 Januari.
Oktober lalu seorang hakim federal meminta pertanggungjawaban direktur lembaga pemasyarakatan dan sipir atas apa yang disebut sebagai penghinaan terhadap pengadilan, dan meminta Departemen Kehakiman menyelidiki dugaan penyalahgunaan hak-hak sipil para narapidana. US Marshals Service dan pemerintah Washington DC pekan lalu mencapai kesepakatan untuk memperbaiki kondisi penjara tersebut.
Hakim Pittman, pada Senin (15/11) melihat buruknya reputasi penjara itu sebagai bukti bahwa Tarrio bukan satu-satunya yang mendapat perlakuan buruk.
Puluhan Anggota “Proud Boys” telah didakwa bersalah atas keterlibatannya dalam kerusuhan pada 6 Januari lalu.
Sekitar tiga puluh pemimpin, anggota dan mitra “Proud Boys” telah didakwa dalam kerusuhan 6 Januari di gedung Kongres. Sebagian dari mereka didakwa berkonspirasi melakukan serangan terkoordinasi untuk menghentikan proses sertifikasi atau pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden yang digelar pada November 2020.
Tarrio tidak berada di Capitol pada 6 Januari dan belum didakwa sehubungan kerusuhan itu. Ia ditangkap di Washington dengan surat perintah penangkapan dua hari sebelum kerusuhan 6 Januari, dan telah diperintahkan untuk menjauhi ibu kota.
Tarrio mengaku bersalah atas perusakan properti dan percobaan memiliki perangkat pengisi amunisi berkapasitas besar. Polisi mengatakan mereka menemukan dua magasin senjata api yang belum diisi dengan logo “Proud Boys” di dalam tas Tarrio ketika ia ditangkap pada 4 Januari.
Anggota “Proud Boys” dikenal sering berkelahi dengan para aktivis dalam demonstrasi dan pawai. Dengan sekutu seperti pendukung lama mantan presiden Donald Trump, Roger Stone, kelompok itu sering menggambarkan dirinya sebagai “chauvinis Barat” yang muncul dari sayap kanan dan memasuki lingkaran dalam Partai Republik semasa pemerintahan Trump.
Sebagian terdakwa kerusuhan 6 Januari juga telah mengajukan gugatan hukum atas buruknya fasilitas penjara di Washington DC. Salah satu gugatan itu menyebut tentang penganiayaan sistemik dan kondisi penjara yang tidak sehat.
Departemen Kehakiman mengumumkan rencana untuk memindahkan 400 tahanan federal dari sekitar 1.500 tahanan yang ada ke fasilitas lain di Pennsylvania. Namun Tarrio dan para terdakwa kerusuhan 6 Januari tidak menjadi bagian dari mereka yang dipindahkan itu.
Tarrio pada Senin (15/11) menyebut soal pemindahan tahanan federal itu sebagai bukti bahwa penjara di Washington DC itu tidak layak untuk terus beroperasi. Ia mengatakan pada hakim, “mereka tidak memindahkan 400 tahanan tanpa alasan.” [em/mg]