Sikap membangkang Pyongyang untuk memiliki senjata nuklir membuat negara-negara di kawasan Asia timur laut terpaksa memilih untuk mendukung sanksi-sanksi yang melumpuhkan atau pada akhirnya mengakui Korea Utara sebagai negara pemilik kekuatan nuklir.
Apa yang dianggap provokasi terbaru Korea Utara itu muncul hari Selasa ketika negara itu mengumumkan rencana untuk meluncurkan sebuah “satelit pengamat bumi” antara 8 dan 25 Februari.
Pyongyang bersikeras bahwa peluncuran roket itu merupakan bagian dari program antariksanya yang damai. Tetapi peluncuran tersebut dikecam luas sebagai dalih untuk menghindari larangan PBB terhadap program nuklir dan misil balistik Korea Utara.
Washington, Seoul dan Tokyo telah memperingatkan Pyongyang mengenai konsekuensi signifikan yang akan dihadapinya jika melanjutkan rencana peluncuran roket tersebut. [uh]