Puing-puing pesawat yang hilang di kawasan pegunungan Nepal ditemukan pada hari Senin (30/5) berserakan di lereng gunung. Empat belas dari 22 orang di dalamnya dikukuhkan tewas, kata militer.
Tim penyelamat menemukan 14 mayat dari lokasi kecelakaan, kata Teknath Sitaula dari Bandara Internasional Tribhuwan di Kathmandu. Tidak ada pernyataan mengenai penyintas, dan pencarian di lokasi kecelakaan masih berlanjut.
Foto lokasi kecelakaan dari udara menunjukkan bagian-bagian pesawat berserakan di batu-batu dan lumut di sisi sebuah jurang.
Pesawat Twin Otter milik Tara Air itu hilang kontak dengan menara bandara hari Minggu sewaktu terbang di daerah jurang sungai yang dalam dan puncak gunung dalam penerbangan 20 menitnya.
Militer menyatakan pesawat itu jatuh di Sanosware di distrik Mustang dekat kota pegunungan Jomsom yang menjadi tujuan penerbangannya setelah lepas landas dari kota resor Pokhara, 200 kilometer sebelah barat Kathmandu.
Menurut data pelacakan dari flighradar24.com, pesawat berusia 43 tahun itu lepas landas dari Pokhara pada pukul 9.55 pagi dan mengirimkan sinyal terakhirnya pada pukul 10.07 pagi pada ketinggian 3.900 meter.
Empat warga India dan dua warga Jerman berada dalam pesawat itu. Tiga awak dan penumpang lainnya adalah warga negara Nepal.
BACA JUGA: Pesawat Bawa 22 Penumpang Hilang di Pegunungan HimalayaTujuan pesawat itu adalah daerah yang populer bagi para pendaki asing yang menyusuri jalur pegunungan dan di kalangan peziarah India serta Nepal yang mengunjungi kuil Muktinath yang terkenal.
Twin Otter, pesawat yang awalnya dibuat oleh produsen pesawat Kanada De Havilland, telah beroperasi di Nepal selama sekitar 50 tahun. Selama itu, pesawat jenis tersebut telah mengalami sekitar 21 kecelakaan, menurut aviationnepal.com.
Pesawat ini dikenal karena daya tahannya dan kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang pendek.
Produksi pesawat ini semula berakhir pada tahun 1980-an. Perusahaan Kanada lainnya, Viking Air, memproduksi kembali pesawat model ini pada tahun 2010. [uh/lt]