Pengadilan di Argentina pada hari Senin (6/2) menghukum penjara lima atlet rugby amatir seumur hidup karena memukuli seorang remaja hingga tewas dalam tindak kejahatan yang diduga bermotif rasial. Kelimanya bermain untuk tim rugby yang sama.
Tiga terdakwa lain dihukum penjara 15 tahun karena “partisipasi sekunder” dalam pembunuhan Fernando Baez Sosa, mahasiswa jurusan hukum dari sebuah keluarga imigran asal Paraguay, di luar sebuah diskotik tiga tahun lalu.
Persidangan selama empat minggu di pengadilan Dolores, 220 kilometer selatan Buenos Aires, yang mendapat sorotan luas tersebut menyoroti isu kelas sosial dan rasisme di negara tersebut dan bahkan memicu unjuk rasa di beberapa kota.
Kedelapan terdakwa, yang kini berusia 21 dan 23 tahun, didakwa dengan pasal “pembunuhan ganda” setelah memukuli Baez (18 tahun) hingga tewas di sebuah resor terkenal di pinggir pantai, Villa Gesell, pada 18 januari 2020.
Setelah terjadi perselisihan di dalam klub malam di sana, mereka yang terlibat diusir keluar, namun justru melanjutkan perselisihan itu di jalanan.
Baez terpisah dari teman-temannya dan dikelilingi kedelapan penyerang – semuanya merupakan atlet dari sebuah klub rugby kecil tingkat provinsi, yang memukulinya dengan parah hingga tewas akibat luka yang diderita.
Menurut saksi mata, para pelaku menyebut Baez – yang orang tuanya bekerja sebagai tukang bangunan dan pengasuh, serta berasal dari Paraguay – “orang hitam menyebalkan.”
Di negara di mana mayoritas penduduknya merupakan keturunan bangsa Eropa kulit putih, yang sebagian besar berasal dari Spanyol, Italia atau Jerman, istilah “hitam” digunakan oleh beberapa pihak untuk menyebut masyarakat suku asli atau masyarakat imigran dari negara-negara tetangga yang dipandang lebih rendah.
Olahraga rugby sendiri adalah olahraga minoritas di Argentina, yang biasanya dimainkan dan ditonton oleh kalangan elit kaya.
Persidangan kedelapan terdakwa dibuka bulan lalu di Dolores, di mana mereka didakwa dengan pasal pembunuhan berat dan terencana.
Maximo Thomsen, Matias Benicelli, Enzo Comelli dan adik-kakak Ciro dan Luciano Pertossi dihukum penjara seumur hidup.
Ayrton Viollas, Blas Cinalli dan Lucas Pertossi, keponakan dari adik-kakak tadi, dihukum 15 tahun penjara.
Jaksa menuntut hukuman penjara seumur hidup dengan alasan bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan.
Sementara pengacara terdakwa mengatakan bahwa pembunuhan berencana itu belum terbukti dalam tindak kejahatan mereka. Pengacara meminta pengadilan menjatuhkan hukuman yang lebih ringan untuk tindak kejahatan yang lebih ringan.
Para terdakwa, yang sudah ditahan sejak 2020, menyatakan penyesalan mereka dalam persidangan dan bersikeras menyatakan bahwa mereka tidak berniat membunuh Baez. Beberapa bahkan menyangkal ikut memukulnya. [rd/jm]