Puluhan ribu warga, yang sebagian besar merupakan pendukung oposisi, menggelar aksi protes terhadap presiden Meksiko di alun-alun utama luas yang berasal dari era kolonial di ibu kota Mexico City pada Minggu (19/5), menjelang pemilihan presiden pada Juni mendatang.
Para pengunjuk rasa di Mexico City membawa poster bertuliskan, "Kami orang Meksiko," merujuk pada apa yang mereka sebut sebagai upaya Presiden Andrés Manuel López Obrador untuk memecah belah bangsa.
Meksiko sangat terpecah-belah menjelang pemilu 2 Juni mendatang. López Obrador kerap mencela wartawan, kelas menengah, pebisnis, dan mereka yang ia sebut sebagai "individualis" dan orang yang gandrung terhadap status sosial.
Protes itu awalnya bertujuan untuk membela lembaga pemilu independen. Presiden sebelumnya telah berencana mengurangi wewenang atau memblokir pendanaan lembaga tersebut. Namun banyak juga pengunjuk rasa yang hadir membawa spanduk yang mendukung kandidat oposisi Xóchitl Gálvez. Mantan Wali Kota Mexico City, Claudia Sheinbaum, ikut serta dalam pemilu dengan mencalonkan diri sebagai presiden dari partai Morena, yang tampak memimpin perolehan suara menjelang pemilu mendatang.
Jabatan presiden Meksiko sendiri dibatasi untuk satu kali masa jabatan selama enam tahun.
BACA JUGA: Tewaskan 8 Pekerja Meksiko, Pengemudi Mobil di Florida Mengaku Tidak BersalahWarga Mexico City Joel Guerra, 59, membawa tanda bertuliskan, "Rebut kembali Meksiko" dalam aksi protes pada Minggu itu.
"Presiden mengatakan bahwa hanya para pendukungnya yang merupakan 'orang baik' di Meksiko, dan kami semua tidak memiliki hak," kata Guerra. "Kami juga manusia."
Guerra khususnya khawatir dengan undang-undang baru yang disahkan López Obrador. Undang-undang itu menyita rekening pensiun pribadi yang tidak diklaim untuk dibagikan kepada pensiunan lainnya.
"Sayangnya, orang-orang yang memerintah kita, kini telah memecah-belah negara ini," kata salah seorang pengunjuk rasa lainnya, Alana Leal. "Ada dua kelompok masyarakat Meksiko, dan itu tidak adil. Tidak adil jika menciptakan begitu banyak kebencian, karena pada akhirnya, kita semua berada dalam situasi yang sama, dan harus bekerja demi kemajuan negara."
López Obrador sering menyerang siapa pun yang tidak setuju dengannya sebagai "rasis, klasis, konservatif." Ia juga cenderung mengutamakan perusahaan milik negara dan program bantuan pemerintah, serta mengecam penimbunan kekayaan pribadi. [ps/jm]