Hizbullah Lebanon meluncurkan lebih dari 50 roket, menghantam sejumlah rumah pribadi di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.
Serangan pada Rabu (21/8) itu terjadi sehari, setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bertemu mediator Mesir dan Qatar. Blinken mendorong misi diplomatik terbaru untuk mencapai gencatan senjata dalam perang di Gaza, meskipun Hamas dan Israel tetap mengisyaratkan adanya tantangan dalam hal itu.
Dalam pernyataan barunya, Hamas menilai usul terbaru yang diajukan kepada mereka sebagai “kebalikan” dari apa yang telah disepakati. Hamas menuduh AS menyetujui apa yang disebutnya “persyaratan baru” dari Israel. AS belum menanggapi tuduhan ini.
Petugas tanggap darurat di Dataran Tinggi Golan mengatakan mereka merawat seorang pria usia 30 tahun yang mengalami luka ringan akibat pecahan peluru dalam serangan Rabu. Satu rumah dilalap api, dan petugas pemadam kebakaran mengatakan mereka mencegah tragedi yang lebih besar dengan menghentikan kebocoran gas.
BACA JUGA: Mesir Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Peringatkan Konsekuensi Mengerikan Jika Konflik MeluasHizbullah mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan Israel jauh ke dalam Lebanon pada Selasa malam yang menewaskan satu orang dan melukai 19 orang. Hizbullah, Selasa, meluncurkan lebih dari 200 proyektil ke arah Israel, setelah Israel menarget depot senjata Hizbullah sekitar 80 kilometer dari perbatasan. Ini peningkatan yang signifikan dalam pertempuran setiap hari.
Israel dan Hizbullah telah melakukan serangan hampir setiap hari selama lebih dari 10 bulan karena Israel memerangi sekutu Hizbullah, Hamas, di Gaza. Baku tembak itu telah menewaskan lebih dari 500 orang di Lebanon – kebanyakan militan tetapi juga termasuk sekitar 100 warga sipil dan nonkombatan – serta 23 tentara dan 26 warga sipil di Israel.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan kemudian mencaploknya, dengan mengatakan bahwa Israel memerlukan dataran tinggi strategis tersebut untuk keamanannya. AS adalah satu-satunya negara yang mengakui aneksasi Israel. Komunitas internasional lainnya tetap menganggap Golan sebagai wilayah Suriah yang diduduki Israel. [ka/ns]