Puluhan Tewas dan Luka-Luka Akibat Serangan di Suriah

Warga Suriah mencoba mengekuasi korban luka akibat serangan udara di kota Azaz. (Foto: AP)

Serangan pesawat tempur di kota Azaz menewaskan puluhan orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Wartawan VOA di kota Azaz melaporkan sebuah pesawat tempur Suriah pada Rabu (15/8) membom kota di perbatasan utara yang dikuasai kelompok pemberontak itu, menewaskan puluhan orang dan melukai beberapa orang lainnya.

Wartawan VOA Scott Bobb sedang mewawancarai seorang komandan pemberontak lokal ketika sebuah bom yang dijatuhkan oleh pesawat tempur MiG Suriah meledak tiga blok dari tempat wawancara itu.

Bobb mengatakan ledakan itu memecahkan kaca-kaca jendela di luar kantor dan semua orang dievakuasi. Beberapa menit kemudian tampak pesawat MiG yang sama melintas untuk kedua kalinya dan menjatuhkan bom lain.

Organisasi Pemantau HAM Suriah mengatakan sedikitnya 20 orang tewas. Kantor berita Reuters mengutip seorang aktivis yang mengatakan sedikitnya 30 jenazah ditemukan dan jumlah korban tewas terus meningkat sehingga insiden ini adalah serangan pemerintah paling berdarah dalam pergolakan selama hampir 18 bulan.

Warga segera melarikan mereka yang luka-luka ke rumah sakit dan mengevakuasi korban tewas dari bangunan-bangunan yang roboh.

Menurut Bobb kota Azaz telah dikuasai kelompok pemberontak selama beberapa minggu dan sampai Rabu bukan merupakan target pemerintah.

Serangan udara itu terjadi setelah sebuah bom besar meledak di tempat parkir di luar hotel yang digunakan oleh tim pemantau PBB di ibukota Suriah, melukai beberapa orang tetapi tidak membahayakan tim pemantau internasional.

Laporan itu mengatakan ledakan tersebut disebabkan oleh sebuah bom yang dipasang di dekat truk pengisi bahan bakar.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan tidak ada tim pemantau PBB yang terluka dalam ledakan itu. Ia menghimbau masyarakat internasional “bekerjasama melawan terorisme”.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan membahas situasi di Suriah pada Kamis, beberapa hari sebelum mandat tim pemantau itu habis masa berlakunya pada tanggal 19 Agustus.