Saat warga Palestina antre menunggu bantuan di Gaza pada Jumat (15/3) pagi, para pejabat Palestina mengatakan dua serangan Israel – satu di Gaza Tengah, satu lagi di bagian utara – menewaskan puluhan warga sipil.
Dalam dua insiden terpisah, sedikitnya 29 orang tewas dan 150 lainnya terluka sewaktu mereka menunggu untuk menerima bantuan, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Dalam insiden pertama, para pejabat kesehatan Palestina mengatakan delapan orang tewas dalam serangan udara terhadap pusat distribusi bantuan di kamp al-Nuseirat di Gaza Tengah.
Dalam insiden kedua, sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya cedera akibat tembakan Israel terhadap kerumunan orang yang sedang menunggu truk-truk bantuan di Gaza Utara, kata Kementerian Kesehatan.
Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki kedua insiden tersebut.
Insiden itu terjadi dua hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel harus membuat kesejahteraan warga sipil Palestina sebagai “tugas no. 1” dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.
Hari Kamis, kelompok militan Hamas mengatakan pihaknya menyerahkan kepada para mediator visi mengenai kesepakatan gencatan senjata yang antara lain akan didasarkan pada penghentian operasi militer Israel di Gaza.
Pada hari yang sama, militer Israel melaporkan mereka melakukan operasi darat dan udara di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan operasi itu mencakup serangan di Khan Younis yang menghancurkan peluncur roket.
Israel memulai kampanye militernya untuk mengenyahkan Hamas setelah para anggota kelompok tersebut menyeberang ke Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
BACA JUGA: Nasib Anak-anak di Gaza: Tewas Akibat Bom atau Sekarat karena KelaparanHari Rabu lalu, Blinken menegaskan kembali bahwa Israel harus memprioritaskan keselamatan warga sipil di Gaza. Melalui konferensi video, ia juga bertemu dengan para menteri dari Siprus, Inggris, Uni Emirat Arab, Qatar, Uni Eropa dan PBB untuk membahas koridor maritim baru untuk bantuan ke Gaza.
Militer AS telah mengirim sebuah kapal ke Laut Tengah untuk membangun dermaga sementara di pesisir Gaza untuk membuka jalur bagi lebih banyak bantuan. Militer mengatakan mungkin perlu waktu dua bulan untuk menyelesaikan dermaga tersebut.
Juga Kamis, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Washington harus memberi tekanan lebih besar terhadap pemerintah Israel untuk memfasilitasi bantuan ke Gaza.
“Kami tentu berharap pemerintah AS terus memberi tekanan, memberi lebih banyak tekanan terhadap Israel untuk membuka perbatasan dan untuk tidak [menghambat] akses kemanusiaan,” kata Borrell kepada wartawan dalam kunjungannya ke Washington.
“Dan fakta yang diakui semua orang adalah ada hambatan nyata terhadap akses kemanusiaan oleh pihak yang mengontrol perbatasan [Gaza], yaitu pemerintah Israel,” lanjutnya. [uh/lt]