Aktivis hak asasi Afghanistan, Maryam Durani, telah menemukan saluran baru untuk pekerjaan advokasi yang sudah berjalan beberapa dekade, yaitu pusat kebugaran baru untuk perempuan di Provinsi Kandahar.
Perempuan berusia 36 tahun itu adalah juru kampanye hak-hak perempuan di negara konservatif itu. Di Afghanistan, kelompok militan Taliban memiliki pengaruh besar dan punya pandangan konservatis terhadap posisi perempuan, yang kebanyakan mengenakan burqa di depan umum.
Dia mengoperasikan stasiun radio untuk perempuan, bertugas di dewan provinsi, dan dianugerahi Penghargaan Internasional Perempuan Pemberani oleh Michelle Obama pada 2012. Tahun lalu, Durani mengganti taktiknya dengan membuka pusat kebugara khusus perempuan. Setiap hari, pusat kebugaran Durani dikunjungi sekitar 50 perempuan.
“Reaksi para perempuan sangat positif karena mereka membutuhkannya,” katanya, usai berlatih dengan beberapa kliennya, seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis (24/9).
BACA JUGA: Tak Indahkan Tabu, Perempuan Nigeria Belajar Bela Diri"Yang mengganggu saya adalah reaksi para pria ... yang bereaksi negatif terhadap klub kami dan bahkan menghina saya karena mereka berpikir klub kami bertentangan dengan Syariah."
Dengan kesepakatan penarikan pasukan yang ditandatangani antara Amerika Serikat dan Taliban, yang telah berperang selama 19 tahun, banyak perempuan di Afghanistan khawatir kelompok militan tersebut bisa memaksakan pengaruhnya melalui saluran politik formal.
Ketika Taliban memerintah negara itu antara 1996 dan 2001, mereka melarang pendidikan bagi perempuan dan melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa ditemani kerabat pria.
Kelompok tersebut mengatakan telah berubah, tetapi banyak perempuan tetap skeptis.
“Satu-satunya perhatian saya adalah tentang pandangan mereka tentang hak-hak perempuan dan kebebasan serta batasan apa yang akan mereka terapkan kepada saya,” kata Durani.
Untuk saat ini, fokusnya adalah melayani puluhan perempuan yang datang ke klub, yang menurutnya datang dari berbagai lapisan masyarakat, ermasuk ibu rumah tangga dan perempuan yang bekerja di luar rumah.
“Satu-satunya keinginan saya adalah dilihat sebagai manusia dalam masyarakat ini,” katanya. [ah/au/ft]