Hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Washington DC, hari Rabu (10/7), dibuka dengan sesi penyambutan para pemimpin delegasi negara anggota NATO di Walter E. Washington Convention Center. Presiden AS Joe Biden dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyalami para pemimpin negara dan pemerintahan sekutu, termasuk di antaranya perdana menteri Inggris yang baru, Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Para pemimpin melangsungkan pertemuan puncak mereka hari ini untuk membahas peningkatan kemampuan pertahanan bersama aliansi yang sudah berdiri selama 75 tahun itu, terutama dalam menghadapi agresi Rusia ke Ukraina yang dinilai sebagai ancaman keamanan terbesar NATO.
Berikut kutipan isi sambutan Biden dalam pertemuan Dewan Atlantik Utara, “Saat ini, Rusia berada pada kondisi perang dalam hal produksi pertahanannya. Mereka telah meningkatkan secara signifikan produksi persenjataan, amunisi dan kendaraannya. Dan mereka melakukannya dengan bantuan China, Korea Utara dan Iran. Menurut saya, kita tidak boleh membiarkan aliansi ini tertinggal.”
Dalam pernyataan di Forum Terbuka NATO yang digelar sebelum pertemuan puncak, hari Rabu, Sekjen Stoltenberg mengatakan bahwa di antara berbagai agenda yang dibahas di KTT NATO Washington DC, upaya untuk mendukung Ukraina menjadi agenda yang paling mendesak.
BACA JUGA: KTT NATO Dimulai, Dukungan Bagi Ukraina dan Kemitraan Indo-Pasifik Jadi Fokus UtamaLima elemen dalam paket bantuan NATO bagi Ukraina yang dibahas yaitu, pertama, pendirian pusat komando NATO untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada militer Ukraina; kedua, perjanjian untuk memberikan bantuan jangka panjang kepada Ukraina; ketiga, pengiriman bantuan militer langsung, seperti pengiriman sistem pertahanan udara dan pesawat jet tempur F-16 dari AS dan beberapa negara anggota NATO lainnya; keempat, perjanjian keamanan bilateral yang disepakati masing-masing negara anggota dengan Ukraina; dan kelima, interoperabilitas yang lebih baik.
Paket bantuan itu disebut mantan perdana menteri Norwegia itu dapat mempercepat keanggotaan Ukraina di NATO.
Sekjen Stoltenberg mengatakan, “Saya sangat yakin bahwa ketika pertempuran berhenti, kita harus memastikan bahwa Ukraina mempunyai kemampuan untuk menangkal agresi yang akan datang dari Rusia dan mereka memerlukan jaminan keamanan. Dan, tentu saja, jaminan keamanan terbaik dan terkuat adalah Pasal Lima (NATO). Untuk itu, saya percaya bahwa cara untuk memastikan perang ini berhenti adalah keanggotaan NATO (untuk Ukraina).”
Stoltenberg sendiri enggan memberikan waktu pasti kapan Ukraina akan diterima menjadi anggota NATO, karena hal itu harus melalui konsensus seluruh anggota NATO. Terlebih, sebelumnya Stoltenberg pernah menyatakan bahwa Ukraina “pasti” pada akhirnya akan menjadi anggota, tapi tidak selama perang dengan Rusia masih berlangsung.
BACA JUGA: Presiden Biden Anugerahi Sekjen NATO Stoltenberg Medali KebebasanBerbicara pada kesempatan terpisah di forum yang sama, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menggaungkan pentingnya paket bantuan bagi Ukraina yang akan disepakati dalam KTT di Washington. Ia menyebut paket itu sebagai “jembatan pendek” yang akan membantu pengajuan keanggotaan Ukraina dalam NATO.
Pusat komando NATO yang akan dibangun di Wiesbaden, Jerman, itu didirikan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pasukan Ukraina. Terdapat 700 personel sekutu yang akan ditempatkan di sana. Pusat komando itu rencananya akan mengambil alih peran Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina pimpinan AS yang selama ini mengoordinasikan upaya pengiriman senjata dan pelatihan kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Sementara itu, Blinken juga menyinggung pentingnya meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra NATO di Indo-Pasifik, yaitu dengan Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru. Menurutnya, tantangan keamanan yang dihadapi NATO berkaitan erat dengan situasi keamanan di Indo-Pasifik, khususnya terkait semakin agresifnya kebijakan China di kawasan tersebut. China sendiri pertama kali mendapat perhatian serius dari NATO pada tahun 2019, ketika semakin besarnya pengaruh Beijing dianggap sebagai kesempatan sekaligus tantangan pada saat itu.
Blinken menambahkan, meskipun Beijing tidak memasok senjata ke Rusia, namun Moskow mengimpor sebagian besar pasokan peralatan mesin dan mikroelektronik yang mereka gunakan untuk membangun persenjataan dalam menghadapi Ukraina dari China.
Hal serupa disampaikan Stoltenberg, yang menyatakan bahwa China tidak bisa mengharapkan hubungan yang normal dengan negara-negara sekutu, ketika pada saat yang sama memasok Rusia dengan peralatan yang membantu perang Rusia di Ukraina, yang notabene merupakan tantangan keamanan terbesar NATO saat ini.
Dalam KTT di Wahsington, sekjen yang akan segera mengakhiri masa baktinya pada Oktober mendatang itu menyatakan bahwa NATO dan mitra-mitranya di
Indo-Pasifik akan menyusun sebuah dokumen bersama yang akan merinci peningkatan kerja sama di antara para pihak.
Bersamaan dengan KTT NATO di Washington DC, China dan Belarusia menggelar latihan militer gabungan di dekat perbatasan Belarusia dengan Polandia, yang merupakan negara anggota NATO.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam jumpa pers harian di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian menyatakan bahwa latihan itu dilakukan berdasarkan “rencana kerja sama tahunan” dan “tidak menyasar negara tertentu”.
Latihan gabungan selama 11 hari dengan tajuk Serangan Elang 2024 itu dimulai Senin (8/7) lalu. Latihan itu digelar setelah Belarusia bergabung dalam organisasi keamanan regional yang dipimpin China dan Rusia pekan lalu.
Berikut pernyataan Lin Jian saat menanggapi KTT NATO yang tengah berlangsung, “Kami dengan tegas menentang NATO yang melepaskan diri dari posisinya sebagai organisasi pertahanan di kawasan dan beralih ke Asia-Pasifik untuk memicu konflik dan konfrontasi serta merusak kemakmuran dan stabilitas kawasan. Kami mendesak NATO untuk melakukan hal-hal praktis lain untuk menciptakan perdamaian, stabilitas dan keamanan dunia.” [rd/ab]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari Associated Press.