Putin Bantah Rusia Terlibat Peretasan DNC

Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras bahwa Rusia tidak terlibat dalam peretasan terhadap Komite Nasional Partai Demokrat AS, DNC, dalam sebuah wawancara dengan media berita Bloomberg, di Vladivostok, Rusia, 1 September 2016 (Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Pada akhir Juli, situs Wikileaks menerbitkan hampir 20.000 email yang diperoleh dari DNC. Wikileaks tidak mengungkapkan sumbernya, namun peretas dengan nama Guccifer 2.0 mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Dalam sebuah wawancara dengan media berita Bloomberg, Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras bahwa Rusia tidak terlibat dalam peretasan terhadap Komite Nasional Partai Demokrat AS, DNC.

Ribuan email dan dokumen DNC diretas sebelumnya tahun ini dan mengungkapkan bahwa DNC memberi perlakuan istimewa kepada Hillary Clinton atas saingannya Bernie Sanders. Keduanya berlomba untuk menjadi calon presiden Partai Demokrat.

"Dengar, apakah jadi masalah siapa yang meretas data ini," kata Putin dalam wawancara yang dilakukan di kota pelabuhan Vladivostok di Pasifik. "Yang penting adalah isinya disampaikan kepada publik."

Di tengah pengungkapan data itu, anggota parlemen Amerika Serikat Debbie Wasserman Schultz mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua DNC.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang hal itu," kata Putin, dan menambahkan "sebagai negara, Rusia telah pernah melakukan ini."

Putin juga membantah tuduhan bahwa peretasan itu merupakan upaya Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden AS yang akan datang.

Putin menangkis tuduhan itu dengan mengatakan langkah itu memerlukan pemahaman yang halus tentang politik Amerika. "Untuk melakukan itu Anda harus memiliki jari cepat dan mendapatkan rincian khusus dalam kehidupan politik dalam negeri AS," katanya. "Saya bahkan tidak yakin para ahli Kementerian Luar Negeri kami cukup sensitif."

Wawancara presiden Rusia dengan Bloomberg dilakukan hanya dua hari sebelum para pemimpin dunia, termasuk Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, tiba di China untuk pertemuan G-20.

Pada akhir Juli, situs Wikileaks menerbitkan hampir 20.000 email yang diperoleh dari DNC. Wikileaks tidak mengungkapkan sumbernya, namun peretas dengan nama Guccifer 2.0 mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Anggota Partai Demokrat dan anggota komunitas intelijen AS telah berulang kali menuduh badan intelijen Rusia berada di belakang peretasan tersebut. [as/ab]