Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin dan pejabat negara-negara Afrika pada hari Kamis (27/7), bahwa Moskow akan menyediakan biji-bijian untuk dijual atau diberikan secara gratis ke negara-negara yang paling membutuhkan, untuk menghindari ketidakpastian pasokan pangan dunia, akibat penolakan Rusia untuk menjamin jalur yang aman untuk ekspor biji-bijian Ukraina melintasi Laut Hitam.
Putin, berbicara pada sesi pembukaan KTT Rusia-Afrika selama dua hari di St. Petersburg mengatakan, "Negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina, baik secara komersial maupun sebagai bantuan hibah kepada negara-negara Afrika yang paling membutuhkan, apalagi kami mengantisipasi akan terjadi rekor panen tahun ini."
“Negara kami akan terus mendukung negara dan wilayah yang membutuhkan, khususnya, dengan bantuan kemanusiaan,” kata Putin. “Kami berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam membangun sistem distribusi sumber daya yang lebih adil. Kami berupaya maksimal untuk mencegah krisis pangan dunia.”
Namun Amerika menolak klaim Putin yang mengaku akan menyelesaikan krisis pangan yang berdampak pada negara-negara paling miskin di dunia.
BACA JUGA: Inggris Katakan Rusia Mungkin Persiapkan Blokade Laut HitamJuru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada VOA, “Saya harap Putin memberi tahu mereka, 'Sayalah alasan mengapa harga pangan tidak stabil. Saya yang membuat kita lebih banyak bermasalah dengan kelaparan, dan dengan akses ke bahan pangan dan biji-bijian di negara-negara Anda.’”
Rusia pekan lalu menolak perpanjangan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang sudah berlangsung hampir setahun. Rusia berpendapat, ekspor biji-
bijian dan pupuk Rusia tidak diperlakukan secara adil berdasarkan kesepakatan itu. Moskow sejak itu mengatakan akan memeriksa kapal apa pun yang berlayar melintasi Laut Hitam yang kemungkinan berisi muatan senjata untuk Ukraina dan digunakan untuk melawan Rusia dalam perang yang telah berlangsung 17 bulan.
Putin menggunakan ekspor makanan Rusia untuk meningkatkan hubungan Moskow dengan negara-negara Afrika dan 1,3 miliar rakyat di benua itu. [ps/jm]