Putin Klaim Anggota Keluarganya Fasih Berbahasa Mandarin 

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi sebuah sekolah di Tuva, Rusia, dalam peringatan Hari Pengetahuan pada 2 September 2024. (Foto: Sputnik/Sofia Sandurskaya/Pool via Reuters)

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (2/9) mengatakan bahwa anggota keluarganya yang masih muda fasih berbahasa Mandarin, meskipun ia mengatakan kepada anak-anak sekolah bahwa seiring semakin populernya bahasa Mandarin, mereka tidak boleh melupakan pentingnya bahasa Inggris.

Putin memiliki dua anak perempuan dari mantan istrinya, Lyudmila, dan mereka bisa berbahasa Rusia, Inggris, Jerman, dan Prancis. Media Rusia melaporkan Putin, yang menceraikan istrinya pada tahun 2014, jarang berbicara tentang keluarganya, tetapi ia memiliki setidaknya tiga cucu.

“Beberapa anggota keluarga saya, yang masih kecil, juga berbicara bahasa Mandarin, dan mereka berbicara dengan fasih,” kata Putin kepada para siswa Sekolah Menengah No. 20 di Kyzyl, Tuva, sekitar 4.500 km di sebelah timur Moskow.

Di tengah meningkatnya kemitraan antara China dan Rusia, bahasa Mandarin semakin populer sebagai bahasa asing pilihan di Rusia. Ini merupakan sebuah tren yang menurut Putin disebabkan oleh meningkatnya hubungan di bidang ekonomi, politik, dan masyarakat.

Putin, yang fasih berbahasa Jerman tetapi juga mengambil pelajaran untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, mengatakan bahwa para siswa tidak boleh melupakan pentingnya bahasa Inggris.

BACA JUGA: Rusia Ancam Ubah Kebijakan Nuklir akibat Peran Barat di Ukraina

“Bahasa Inggris adalah bahasa yang hebat, bahasa ini telah memberikan banyak hal kepada umat manusia dalam hal menggabungkan pengetahuan dan menyatukan orang-orang di bidang budaya, dan sebagainya,” kata Putin.

Menurut sensus tahun 2022, bahasa Rusia, Inggris, Tatar, Jerman, dan Chechnya adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Rusia. Meskipun bahasa Mandarin lebih sedikit digunakan, namun popularitasnya meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir sebagai bahasa asing.

Putin dan Presiden China Xi Jinping pada Mei lalu menjanjikan “era baru” kemitraan antara dua rival terkuat Amerika Serikat, yang mereka anggap sebagai hegemoni Perang Dingin yang agresif dan menebarkan kekacauan di seluruh dunia.

China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 ketika Putin mengunjungi Beijing, hanya beberapa hari sebelum ia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina yang memicu perang darat paling banyak menelan korban jiwa di Eropa sejak Perang Dunia II.

Menurut pusat penelitan bahasa, Ethnologue, bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia dengan sekitar 1,5 miliar penutur, diikuti oleh bahasa Mandarin dengan sekitar 1,1 miliar penutur, dan kemudian bahasa Hindi, Spanyol, Arab, Prancis, Bengali, Portugis, Rusia, dan Urdu. [em/rs]