Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (6/3) menuduh kelompok radikal Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina pada 3 Maret.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bertanya kepada Putin melalui telepon tentang kebakaran di PTLN terbesar di Eropa itu.
"Vladimir Putin memberi tahu (Macron) tentang provokasi yang dilakukan kelompok radikal Ukraina di area pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia," kata Kremlin.
Putin juga meyakinkan Macron tentang "keamanan fisik dan nuklir" dari pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang direbut oleh pasukan Rusia.
Dia juga mengatakan pasukan Rusia mengendalikan PLTN Chernobyl di Ukraina, yang terbungkus dalam sarkofagus raksasa setelah meledak pada 1986, sebuah kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah.
BACA JUGA: Tentara Rusia Berhasil Rebut PLTN Terbesar di Eropa ZaporizhzhiaPada kesempatan itu Putin juga menyalahkan Kyiv atas kegagalan dalam mengevakuasi warga sipil dari kota pelabuhan utama Ukraina, Mariupol, yang telah dikepung pasukan Rusia, kata Kremlin.
Putin "fokus pada fakta bahwa Kyiv masih belum memenuhi kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kemanusiaan akut ini," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, setelah dua kesepakatan untuk mengevakuasi Mariupol di tenggara Ukraina gagal dilakukan menyusul adanya tuduhan pelanggaran gencatan senjata.
Putin mengatakan "nasionalis Ukraina" mencegah warga sipil dan warga asing meninggalkan Mariupol dan kota tetangganya Volnovakha pada Sabtu (5/3) meskipun ada pengumuman gencatan senjata.
"Dan jeda dalam permusuhan sekali lagi hanya digunakan untuk membangun kekuatan dan sarana di posisi mereka," kata Putin kepada Macron. [ah]