Putin Usulkan Perubahan Konstitusi untuk Pertahankan Pengaruh

Parlemen Rusia, diperkirakan akan memberikan persetujuan mereka atas PM baru pilihan Presiden Vladimir Putin, Mikhail Mishustin, Kamis (16/1). (Foto: ilustrasi)

Parlemen Rusia, Kamis (16/1), diperkirakan akan memberikan persetujuan mereka atas perdana menteri baru pilihan Presiden Vladimir Putin, Mikhail Mishustin.

Pemungutan suara itu berlangsung setelah peristiwa luar biasa terjadi dalam politik Kremlin. Putin mengajukan sejumlah perubahan besar dalam konstitusi dan menerima pengunduran diri pemerintah PM-nya, Dmitry Medvedev.

Medvedev mengajukan surat pengunduran diri kabinetnya segera setelah Putin mengusulkan serangkaian perubahan konstitusi yang ditujukan untuk memperkokoh parlemen dan mengurangi kekuasaan presiden.

Putin belakangan mencalonkan Mishustin, 53, mantan kepala dinas pajak Rusia, yang kurang dikenal publik, untuk memimpin pemerintah Rusia.

BACA JUGA: Parlemen Rusia akan Tinjau Putin Setelah Perombakan

Usulan Putin untuk perubahan konstitusi ini muncul pada pidato tahunannya di hadapan Majelis Federal. Usulan yang disampaikan pada acara mirip pidato kenegaraan itu tampaknya merupakan usaha Putin untuk meletakkan kerangka dasar untuk mempertahankan pengaruhnya di negara itu setelah masa jabatan kepresidenannya kali ini dan yang terakhir, berakhir pada tahun 2024.

Persetujuan akhir penunjukkan PM dan posisi-posisi penting kabinet lainnya, sebagaimana diusulkan Putin dalam pidatonya, nanti akan diserahkan ke Duma, atau dewan legislatif Rusia, yang kelak akan memegang tanggungjawab lebih besar dalam tata pemerintahan.

Putin juga mengusulkan agar Dewan Negara, yang selama ini berperan sebagai penasehat presiden, dikukuhkan lewat konstitusi dengan otoritas formal. [ab/uh]