Pemerintah Saudi telah menahan tiga pangeran, termasuk saudara laki-laki dan keponakan Raja Salman dengan tuduhan merencanakan kudeta, media AS melaporkan Jumat (6/3). Hal tersebut menandakan upaya konsolidasi kekuasaan lebih lanjut oleh penguasa de facto kerajaan.
Penahanan tersebut menghapus sisa-sisa potensi oposisi terhadap Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan terjadi ketika Kerajaan Saudi membatasi akses ke situs-situs paling suci Islam dalam langkah untuk mencegah perebakan virus corona.
Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, saudara Raja Salman, dan keponakan raja, Pangeran Mohammed bin Nayef, didakwa dengan pengkhianatan. Mereka "diambil" dari rumahnya pada hari Jumat pagi oleh penjaga kerajaan berpakaian hitam, Wall Street Journal mengutip sumber yang tidak disebutkan.
BACA JUGA: Aktivis: Arab Saudi Tahan 8 Cendekiawan dalam Penumpasan BerkelanjutanMenurut berita yang dilansir dari AFP, Pengadilan Kerajaan Saudi mendakwa kedua pria itu, yang pernah menjadi calon penentang takhta, dengan "merencanakan kudeta untuk menggulingkan raja dan putra mahkota." Mereka dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau eksekusi, kata surat kabar itu.
Harian New York Times juga melaporkan penahanan itu, menambahkan bahwa adik Pangeran Nayef, Pangeran Nawaf bin Nayef, juga telah ditahan.
Pihak berwenang Saudi tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Penahanan terbaru menandai tindakan keras terbaru oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman, yang telah menggabungkan cengkeramannya pada kekuasaan dengan memenjarakan para ulama dan aktivis terkemuka serta pangeran dan elit bisnis. [ps/pp]