Putra Mahkota Jepang Pangeran Akishino, adik Kaisar Naruhito, tiba di Vietnam pada hari Rabu (20/9) untuk kunjungan lima hari dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Kunjungan itu berlangsung sewaktu Tokyo berupaya memperdalam hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara berkembang lainnya untuk mengatasi tantangan regional dan global.
Akishino, pada konferensi pers pekan lalu, menekankan pentingnya memperdalam hubungan antara Jepang dan Vietnam, mengingat sejarah panjang hubungan budaya dan ekonomi kedua negara sejak abad ke-16.
“Jepang dan Vietnam memiliki hubungan yang sangat erat,” kata Akishino. “Saya berharap kami dapat berkontribusi sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan persahabatan kedua negara.” Ia mengatakan sangat penting bagi generasi muda untuk mengembangkan saling pengertian dan menghormati budaya satu sama lain melalui pertukaran budaya.
Selama perjalanan tanggal 20-25 September, Akishino dan istrinya, Putri Kiko, mengunjungi Hanoi, ibu kota Vietnam, di mana mereka akan melihat makam presiden pertama Vietnam, Ho Chi Minh, dan mengikuti berbagai acara peringatan hubungan kedua negara, termasuk menghadiri sebuah pertunjukan baru opera, sebelum melakukan perjalanan ke Hoi An di Vietnam Tengah.
Akishino mengatakan ia sangat menantikan kunjungan pertamanya ke Hoi An, sebuah kota pelabuhan tua yang dikenal sebagai “Japantown” oleh para pedagang Jepang pada paruh pertama tahun 1600-an. Ia juga akan mengunjungi My Son Sanctuary di dekatnya, sebuah situs arkeologi dengan lebih dari 70 candi Hindu dan reruntuhannya.
Perjalanan ini merupakan kunjungan ketiga Akishino ke Vietnam setelah kunjungan sebelumnya pada tahun 1999 dan 2012.
Akishino, yang berspesialisasi dalam studi ayam, mencatat bahwa terdapat jenis ayam liar dalam berbagai tahap domestikasi di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, dan kehadiran mereka, bersama dengan ikan lele raksasa yang hidup di Sungai Mekong, adalah salah satu alasannya tertarik pada wilayah tersebut.
Kunjungan pasangan ini terjadi tiga bulan setelah Kaisar Naruhito dan istrinya Masako mengunjungi Indonesia, ketua ASEAN tahun ini, saat ASEAN dan Jepang memeperingati 50 tahun persahabatan. Jepang adalah penyedia bantuan pembangunan resmi terbesar di Indonesia, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang. [ab/uh]