Putra diktator Filipina Ferdinand Marcos telah mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri untuk menjadi wakil presiden dalam pemilihan umum tahun depan, yang akan merupakan ukuran baru pengaruh politik keluarganya hampir 30 tahun setelah mereka digulingkan dari kekuasaan dalam pergolakan “kekuatan rakyat.”
Senator Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. meminta rakyat Filipina dalam pernyataan hari Senin (5/10) untuk menilainya berdasarkan karir 26 tahun dalam pemerintahan sebagai seorang pejabat daerah dan anggota badan legislatif nasional.
Marcos, 58, tidak menyinggung soal tuduhan korupsi besar-besaran dan pelanggaran luas hak asasi terhadap ayahnya di sebuah negara yang setiap tahun masih merayakan peristiwa penggulingan suami-istri Marcos tahun 1986 sebagai kemenangan demokrasi.
“Saya telah memutuskan untuk meletakkan nasib politik saya dalam tangan rakyat Filipina,” katanya.
Marcos berkampanye menentang “politik yang mengandalkan ketenaran individu” yang katanya telah mengubah Filipina menjadi “negara lembek tempat yang kaya menjadi lebih kaya, yang miskin menjadi lebih miskin, penyelewengan dan korupsi endemik . . . ketidakadilan menjadi hal yang biasa.”
Renator Reyes dari kelompok sayap kiri Bayan mengatakan Marcos hendaknya mengakui pelanggaran yang dilakukan pada masa kekuasaan ayahnya.
Mantan presiden itu meninggal dunia di Hawaii tahun 1989 tanpa mengakui kesalahannya. [gp]