Putra sulung pemimpin Kamboja Hun Sen resmi naik pangkat menjadi jenderal bintang empat hari Kamis (20/4). Ini menjadi sinyal lain mengenai rencana untuk membuatnya menjadi pengganti sang ayah.Hun Sen secara terbuka mendukung Hun Manet untuk memimpin kerajaan itu pada masa mendatang.
Hun Manet, Panglima Angkatan Darat Kamboja, menerima pangkat bintang empat itu pada sebuah upacara yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 pejabat militer senior.
Menteri Pertahanan Tea Banh, yang memimpin upacara tersebut, mengatakan, kenaikan pangkat Hun Manet mencerminkan upaya-upayanya “untuk mengabdi pada negara, militer dan rakyat Kamboja.”
Hun Manet yang menjalani pendidikan di Inggris dan AS, secara resmi telah didukung partai yang berkuasa sebagai perdana menteri mendatang dan telah aktif di media sosial dalam beberapa bulan ini untuk meningkatkan profil publiknya.
Lelaki berusia 45 tahun ini juga telah mengadakan lebih banyak lagi pertemuan diplomatik dengan tokoh-tokoh politik senior daripada sebelumnya, menurut Asia Power Index dari Lowy Institute.
Pada tahun 2022 ia bertemu 10 pemimpin dunia, wakil pemimpin dan menteri luar negeri, dibandingkan dengan dua pertemuan saja pada 2019, kata lembaga tersebut.
Ia akan mencalonkan diri untuk menjadi anggota parlemen pada waktu Kamboja mengadakan pemilihan umum Juli mendatang, menurut dokumen partai yang dilihat oleh kantor berita AFP.
Hun Sen, yang telah memimpin negara itu selama 38 tahun, telah berulang kali mengisyaratkan akan mundur tetapi ia juga telah menyatakan akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu mendatang.
Perdana menteri itu, yang telah menyebabkan kemunduran dalam kebebasan berdemokrasi dan menggunakan pengadilan untuk menekan oposisi, berulang kali menyebut prestasi anak-anaknya sebagai produk pendidikan dan pelatihan serta menolak klaim nepotisme.
Pada pemilu terakhir pada tahun 2018, partai Hun Sen memenangkan semua kursi di parlemen setelah Mahkamah Agung membubarkan oposisi utama, Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) setahun sebelumnya.
Pengadilan bulan lalu menyatakan Kem Sokha, salah seorang pendiri CNRP, bersalah bersekongkol dengan entitas asing untuk menggulingkan pemerintahan Hun Sen. Ia dijatuhi hukuman penjara 27 tahun dan segera dikenai tahanan rumah.
Banyak tokoh oposisi divonis bersalah atas tuduhan pengkhianatan tahun lalu dan Hun Sen memerintahkan penutupan salah satu media independen lokal yang masih tersisa pada Februari lalu, terkait laporan mengenai Hun Manet. [uh/ab]